Fly Over Duku-BIM jadi Lokasi Senam, Dishub Sumbar Ngaku Tak Tahu

Fly over Padang Pariaman. wikipedia.com

PADANG-Aktivitas senam di atas jembatan layang Duku, Padang Pariaman setiap Minggu pagi membahayakan pengendara. Dinas Perhubungan Sumbar tidak pernah diberitahu dengan aktivitas tersebut.

“Saya tidak tahu, sejak kapan ada senam di atas jembatan layang itu. Itu sangat membahayakan,”sebut Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofriadi, Senin (3/2).

Dikatakannya, jika ada pemanfaatan jalan raya untuk kepentingan kegiatan rutin harus disepakati bersama. Tidak bisa dilakukan sepihak saja, karena menyangkut kepentingan orang banyak.

Apalagi jalan yang digunakan adalah jalan nasional yang disediakan untuk bebas hambatan. Selama ini jalan By Pass adalah jalan bebas hambatan yang memang sengaja disediakan untuk kecepatan tinggi.

“Itu jalan menuju Bandara Internasional Minangkabau, pagi-pagi itu pasti ada orang yang buru-buru ke bandar. Jika ditutup hanya untuk kepentingan senam, sudah tidak benar itu,”sebutnya.

Menurutnya, jika memang jalan tersebut diminta izin untuk bebas kendaraan jam-jam tertentu, sulit diberikan izin. Karena jalan yang digunakan sangat vital. Berbeda dengan jalan Khatib Sulaiman yang khusus untuk car free day.

“Kalau jalan Khatib Sulaiman itu disepakati bersama. Jalannya juga dalam kota, kita arahkan jalan alternatif. Kalau itu hanya sepihak saja, bisa membahayakan,”ungkapnya.

Sementara, Kapolres Padang Pariaman melalui Kasat Lantas Polres Padang Pariaman, Indra KS dihubungi mengaku belum mendapatkan informasi terkait aktifitas tersebut.

“Baru dapat informasi saya kalau ada aktifitas senam menutup jalan nasional. Nanti kalau memang mereka tidak ada izin, akan kita bubarkan,”ujarnya.

Bebera minggu belakangan, masyarakat menggelar aktifitas senam pagi di atas jembatan layang Duku, By Pass-BIM. Aktifitas itu tidak segan-segan menutup jembatan kemudian mengalihkan kendaraan yang lewat menuju jalan bawah.

“Saya terkejut juga pagi-pagi lewat di jembatan itu ternya ditutum dengan membelintangkan mobil,”sebut Doni, 36 warga Lubuk Begalung, Padang. 104