Estetika Terbaik dalam Motif Ukiran Museum Budaya Terbuka Istano Basa Pagaruyung

BATUSANGKAR – Museum budaya terbuka Istano Basa Pagaruyung merupakan ikon dari karya anak nagari dengan estetika terbaik.

Salah satunya adalah motif, bentuk dan isi karya seni ukiran melatari hampir sebagin dindingnya.

Bila memasukinya atau saat di luar mata akan dimanjakan dengan variasi atau motig warna dan jenis ukiran.

Ridwan, petugas utama istano menyebut dengan seni ukiran mendatangkan decak-kagum setiap pengunjung yang berdatangan.

Pengunjung terpesona dengan varuasi motif bentuk, rupa dan isi ukiran. Didukung dengan warna kebanyakan warna marawa.

Salahsatu jenis ukiran bernama itik pulang petang, dianggap berkualitas dan mengandung filosofi ajaran kehidupan Minangkabau.

Resky Annisa Damayanti, 2018, melihat motif itik pulang patang selain menggambarkan tingkah laku hewan itik selalu berjalan beriringan dan teratur ketika petang akan pulang ke kandang.

Motif ini mengandung makna filosofis yaitu menggambarkan keselarasan kehidupan masyarakat Minangkabau dengan alamnya. Tata pergaulan dalam kehidupan antarindividu dalam masyarakat.

Tatanan sistem pemerintahan, hubungan sinergis pada hubungan sistem kekerabatan antara mamak dan kemenakan, serta kebersamaan dan kekompakan dalam masyarakat.

Selain itu, makna ukiran itik pulang patang dimana terlihat dua arah saling bertolak belakang (satu menghadap ke kiri dan satunya ke kanan), bagian tengah menjadi pemisah antara itik menghadap ke kiri dan ke kanan tersebut diibaratkan sebagai kampung halaman sebagai pusat.

Saat setiap orang Minangkabau menetap atau merantau pasti akan bertemu kembali arah yang berlawanan pada arah itik bermaksud sifat orang Minangkabau yang suka merantau dan
menyebar ke seluruh pelosok negeri dalam mencapai tujuan hidupnya.

Ukiran itik pulang patang ini juga mengatur tentang tata pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tata pergaulan anak gadis Minangkabau yang memang posisinya sangat ditinggikan.

Maknanya yaitu seorang gadis akan pulang sebelum larut malam layaknya itik pulang ke kandang bila hari sudah petang dengan sendirinya, dan jika diabaikan maka akan menjadi aib dan membuat keluarga dan lingkungan si anak gadis menjadi malu. (yusnaldi)