Dubes Turki dan Bosnia Sebut Minang Elok Mempesona

Dubes Turki Mamhmud Erol Kilc dan Dubes Bosnia Herzegovina Mehmed Hellovic terlibat perbincangan dengan Walikota Padang Panjang Fadly Amran, Mahmud dan Mehmed amat memujikan pesona Ranah Minang.(Musriadi Musanif)

TANAH DATAR—Dua duta besar (dubes) negara sahabat; Turki dan Bosnia Heregovina aku ini Ranah Minang amat elok dan mempesona. Dua hari berada di Sumbar, keduanya menikmati suguhan budaya, seni, dan keindahan alam.

Dubes Turki untuk Indonesia Prof. Mahmud Erol Kilc dan Dubes Bosnia Herzegovina Mehmed Hellovic mengatakan hal itu, Minggu (8/3), saat beramah tamah dengan anggota DPR RI Fadli Zon, Fahri Hamzah, Neno Warisman, Walikota Padang Panjang Fadly Amran, Ketua Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim Elhussein, Tokoh Masyarakat Sumbar M. Shadiq Pasadigoe, dan sejumlah pemuka Sumbar lainnya.

“Budaya dan alam Sumbar amat mempesona. Saya akan promosikan keelokan ini kepada agen perjalanan wisata asal Turki,” ujarnya saat didaulat memberi sambutan, setelah menikmati suguhan tari payung dari sanggar seni yang dikelola masyarakat Nagari Aie Angek, temat Rumah Budaya Fadli Zon dan Rumah Puisi Taufiq Ismail berada.

Mahmud menyebut, hubungan Indonesia dengan Turki sebenarnya sudah berlangsung sangat lama, yakni sekitar abad ke-16. Hubungan persaudaraaan itu, tuturnya, terus terpelihara baik hingga saat ini.

Dia berharap, di masa mendatang hubungan Indonesia-Turki akan semakin meningkat, baik karena latar belakang sejarah, maupun lantaran adat, budaya, dan perdagangan. Apalagi, tegasnya, Turki, Indonesia, dan Bosnia Herzegovina memiliki latar belakang ideologi yang sama, yakni Islam.

Berbeda dengan Bosnia dan Herzegovina, menurut Dubes Mehmed, hubungan diplomatik dengan Indonesia baru sekitar 25 tahun, seiring dengan kemerdekaan negara itu setelah Uni Sovyet membubarkan diri. Dubes menyatakan, dukungan Indonesia untuk eksistensi negara itu amat besar sejak dari perjuangan kemerdekaan.

“Memang hubungan diplomatik kita tidak selama hubungan Indonesia dengan Turki. Tapi kami amat menyadari, dukungan Indonesia untuk Bosnia dan Herzegovina sangat besar di masa-masa Bosnia memasuki masa-masa sulit,” tuturnya.

Baik Turki maupun Bosnia berharap, hubungan diplomatik yang dirajut selama ini, dapat terus berkmebang di masa mendatang, baik dari sisi kebudayaan, maupun ekonomi dan perdagangan. Termasuk dalam konteks ini, ujarnya, kerjasama di bidang pariwisata.

Politisi nasional Fahri Hamzah menyatakan, dirinya memberi apresiasi kepada pengelola Rumah Budaya Fadli Zon, karena berhasil menginisiasi kegiatan yang terbilang sangat langka ini. “Mana ada kita bertemu dengan dua perwakilan negara sahabat dalam momen dan waktu yang sama. Baru kali ini. Inilah apresiasi kami untuk Fadli Zon beserta jajaran pengelola Rumah Budaya,” ucapnya.

Fahri menyatakan, banyak hal yang sebenarnya dipetik dari kedua negara sahabat itu. Turki, sebutnya, pernah berkesperimen dengan ideologi sekuler secara total, namun kemudian kembali ke ideologi Islam. Di Bosnia, katanya, timbul kesadaran untuk menegakkan ideologi Islam dalam arti sesungguhnya, hingga kemudian berdiri sebagai sebuah negara merdeka.

Integrasi negara agama, ujarnya, sesungguhnya harus tetap diperkuat. Untuk hal tersebut, menurut Fahri, Indonesia masih harus belajar banyak kepada Turki dan Bosnia Herzegovina.

Selain menikmati pesona alam dan budaya yang disuguhkan Rumah Fadli Zon, kedua tamu kehormatan itu juga menyempatkan diri singgah ke Rumah Puisi, mengunjungi Kota Bukittinggi, dan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan bersejarah di Kota Padang Panjang. (211)