Dua Srikandi Tangguh Tumbangkan Petahana

Lisda Hendra Joni dan Nevi Irwan Prayitno dua srikandi Sumbar yang sukses melengang ke Senayan.

PADANG-Dua ketua Tim Penggerak (TP) PKK di Sumbar, melenggang ke Senayan. Keberhasilan dua srikandi tangguh ini-Hj. Nevi Zuairina Irwan Prayitno (Ketua TP PKK Sumbar) dan Hj. Lisda Hendrajoni (Ketua TP PKK Pesisir Selatan)-justru menumbangkan sang petahana.

Nevi misalnya, bertarung di Dapil II Sumbar dengan kendaraan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di sini, Nevi akan berpacu dengan sang petahana, Refrizal yang sudah dua periode menjadi wakil rakyat di Senayan. Pileg 17 April lalu, adalah untuk ketiga kalinya, Refrizal ikut.

Kehadiran Nevi di Dapil II Sumbar ini, banyak yang memprediksi akan terjadi persaingan sengit antara sang petahana sarat pengalaman, Refrizal dengan Nevi, ketua TP PKK yang rajin ke lapangan. Bahkan banyak yang menilai, Nevi bisa mengungguli Refrizal. Ternyata benar.

Begitu pula, Lisda. Bahkan dia bertarung di ‘sarang harimau’. Di Dapil 1 Sumbar dengan kendaraan Partai NasDem. Caleg yang bertarung, bintang semua. Sang petahana, Endre Syaifoel siapa yang tak kenal. Syamsu Rahim, Walikota Solok periode 2005-2010 dan Bupati Solok periode 2010-2015. Lalu, Fauzi Bahar, Walikota Padang periode 2004-2014. Kemudian, Suriati Muzni Zakaria, Ketua TP PKK Solok Selatan.

Tadinya banyak pula yang memperkirakan, Lisda salah kendaraan, karena di Partai NasDem, dia berpacu dengan para tokoh yang sudah punya nama dan berkelas dan sulit untuk mengunggulinya. Tapi, bagi Lisda bertarung di ‘sarang harimau’ itu, menjadi pemicu baginya untuk terus bersosialisasi dan rajin menemui konstituen.

Pikiran dan tenaga Lisda tidak tersita kepada kompetitornya, tapi justru dioptimalkan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas dirinya. Rajin ke lapangan, diskusi dengan berbagai elemen rakyat dan juga mau menerima masukan dari pihak-pihak yang berujung positif kepada dirinya. Akhirnya, sukses memenangkan persaingan.

Karena Partai NasDem menampilkan caleg mega bintang, saat survei Januari 2019, menurut Direktur Sumatera Barat Leadership Forum (SBLF) Riset dan Konsultan Edo Andrefson, NasDem diperkirakan akan mengirim dua kader ke Senayan. Dan yang bakal dapat itu adalah Lisda Hendrajoni, sebagai peraih suara terbanyak. Jika dapat dua kursi, maka kursi kedua berpacu antara Endre Syaifoel, Fauzi Bahar dan Syamsu Rahim.

Dalam perjalanannya, semakin mendekati hari puncak pencoblosan, 17 April, efek ekor jas capres Prabowo-Sandi kian kencang dan parpol pendukung capres 02 kena imbas. Raihan suaranya menyusut. Tapi NasDem masih mampu bertahan bersama Golkar sehingga raihan kursi pada Pileg2014 dapat dipertahankan (NasDem satu kursi di Dapil 1 Sumbar dan Golkar dapat satu kursi di masing-masing dapil), meski raihan suara yang didapat menurun.

Nevi dan Lisda sukses melenggang ke Senayan dengan menumbangkan sang petahana. Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang telah diplenokan KPU Sumbar, Minggu (12/5), Nevi mendapat suara terbanyak, 52.141 suara dari total suara PKS 199.737 suara pemilih dan mendapatkan kursi kedua, setelah Partai Gerindra. Nevi cukup jauh meninggalkan sang petahana Refrizal yang raihan suaranya berada pada posisi ketiga.

Sedangkan Lisda meraup 37.326 suara pemilih dan total yang didapat Partai NasDem, 145.769 suara, berada di bawah Gerindra, PAN, Demokrat dan PKS. Lisda, melampui raihan suara yang diperoleh petahana Endre Saifoel, Fauzi Bahar dan Syamsu Rahim. Meski berada di nomor urut tiga, tidak menjadi Lisda lemah, justru makin gigih berjuang.

Kesuksesan Nevi dan Lisda banyak pula dikaitkan oleh sejumlah pihak lantaran yang bersangkutan adalah ketua TP PKK, sehingga memudahkan untuk sosialisasi dan bisa pula memobilisasi masyarakat dan keluarga besar ASN di lingkungannya daerah masing-masing, untuk memilih yang bersangkutan.

“Kalau cara ini ditempuh, pasti ketua TP PKK Solok Selatan yang maju untuk DPR RI, ketua TP PKK Tanah Datar yang maju untuk DPRD Sumbar dan ketua TP PKK Padang yang maju untuk DPRD Padang, akan melenggang pula. Tapi nyatanya tidak. Ini artinya caleg yang lolos, lebih serius dan tekun menghadapi Pileg ini,” terang seorang jurnalis, pengemar masalah politik, Jefri Hidayat.