Padang  

Dua Bintang untuk Profesor Mestika Zed

PADANG – Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Profesor Ganefri memberikan dua bintang untuk almarhum Profesor Mestika Zed, bintang sejarah dan institusi. Ini diberikan dalam acara webinar di Padang, Kamis (17/09).

Webinar itu bertajuk, “Meneladani Kecendikiawanan Prof Mestika Zed, sekaligus peluncuran organisasi alumni jurusan Sejarah IKIP/UNP.” Dalam acara itu, tampil sebagai pembicara, Prof. Eiwiza Erman, Dirman Ahad Darwis dan Hasril Chaniago, dengan moderator Khairul Jasmi dan host Dr. Aisiah dari UNP.

Menurut Genafri, Prof Mestika sudah banyak menyumbang untuk UNP, Sumbar dan Indonesia. Mestika sudah menemukan dan meluruskan hari jadi insitutusi IKIP/UNP dan kemudian sudah ditetapkan. Ganefri merasa kehilangan, karena UNP sedang butuh-butuhnya.

Narasumber Dirwan Ahmad Darwis dari Kuala Lumpur menilai Mestika merupakan tokoh yang kecerdasannya selalu ditiru. Santun, arif, akrab, ramah. Selain itu juga pejuang, empati tiggi dan humanis. Mestika menumbuhkan kebangaan atas sejarah Minangkabau.

Hasril Chaniago (HC) menyebut, karya Mestika soal PDRI, merupakan sumbangan terbesar Mestika. Dalam sejarah nasional, PDRI hanya ada tiga kalimat, tapi Mestika mengubahnya menjadi satu buku dan jadi satu bab penting dalam Indonesia dalam alur sejarah.

“Saya lama sekali berguru pada almarhum,” kata HC pula.

Mestika menyentil, para peneliti, selalu bersandar pada pendapat ini dan itu serta ahli ini dan itu, lantas mana “pendapat diri sendiri?” Ini yang ditekankan oleh Mestika.

HC mengungkapkan banyak hal tentang Mestika dan sejarah Sumatera Barat. “Pak Mestika menegaskan penting belajar sejarah itu untuk membangun masa depan,” kata Hasril.

Menanggapi sambutan Ketua Iluni Khairul Jasmi yang mengatakan, jangan anggap remeh sejarah, Hasril mengatakan sakarang bangsa akan menghapuskan pelajaran sejarah.

“Saya kira kita perjuangkan agar pelajaran sejarah ini tidak ditinggalkan, mari dimulai oleh alumni sejarah IKIP dan UNP ini,” kata Hasril.

Ketua Iluni Khairul Jasmi mengatakan, untuk melestarikan gagasan dan pandangan Mestika Zed perlu diselenggarakan seminar seperti webinar. Kemudian menulis buku sejarah, membuat pusat studi sejarah dengan nama Mestika.

Prof Erwiza Erman mengapresiasi penghargaan yang cukup banyak untuk Mestika sebagai seorang sejarawan yang produktif.