Donny Moenek Ideal Pimpin Sumbar

Reydonnyzar Moenek. (doc)

PADANG – Pemilihan gubernur Sumbar 2020 tinggal menghitung bulan. Sejumlah nama bermunculan, namun masih didominasi dari partai politik. Hanya beberapa saja dari kalangan non partai, salah satunya Sekjen DPD RI, Reydonnyzar Moenek.

Pamong senior yang pernah menjadi penjabat Gubernur Sumbar dari 15 Agustus 2015 sampai 12 Februari 2016 ini menguat di kalangan birokrat/ Aparatur Sipil Negara (ASN) yang jumlahnya ratusan ribu di Sumbar.

Salah satunya, dari akademisi Arsal Bam. Ia menyatakan bagi masyarakat Sumbar, putera Lintau, Kabupaten Tanah Datar itu sudah tidak asing lagi.

Walaupun cuma sekitar 6 bulan menjadi penjabat dubernur, dia terbilang sukses menjadi orang nomor satu di Sumbar.

“Dia mampu membawa uang dari luar masuk ke Sumbar. Salah satunya lecut tangannya adalah Masjid Raya Sumbar. Dia berhasil mengumpulkan donasi puluhan miliar dari provinsi lainnya dalam pembangunan Masjid Raya Sumbar yang sekarang sudah berdiri megah dan menjadi ikon baru Kota Padang,” ujar Arsal Bam, pensiunan widyaiswara Badan Diklat Sumbar itu.

Dia mengatakan, untuk kebutuhan kepemimpinan Sumbar ke depan, sebenarnya sosok Donny merupakan pilihan yang ideal. Di samping kapasitas yang tidak diragukan lagi, karena untuk urusan mengelola daerah, khususnya kebijakan keuangan dan administrasi, Moenek sudah khatam.

Dengan kemampuan keuangan daerah yang terbatas, karena Donny mempunyai lobi dan jaringan yang kuat di pusat, rasanya dana-dana pusat bisa dengan mudah dibawa ke Sumbar.

“Kita butuh seorang yang mempunyai lobi yang kuat. Artinya jaringannya ke pusat cukup luas. Di tengah keterbatasan sumber daya alam kita, Sumbar butuh orang yang bisa membawa uang dari luar ke daerah ini. Saya melihat hal itu ada pada Moenek. Dan itu sudah dibuktikannya,” lanjutnya.

Selain itu, Donny Moenek adalah non partisan yang tidak terikat dengan partai politik manapun, sehingga dia bisa bergerak dengan bebas.

Dia mengatakan, kekuatan elektoral Donny pun sangat signifikan, khususnya datang dari masyarakat Tanah Datar. Kemudian dari ribuan alumni STPDN/IPDN yang sekarang banyak memegang posisi strategis di pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota di Sumbar.

“Donny merupakan representasi dari birokrat/pamong, maka dukungan ASN, baik di pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota, tentu akan mudah membangun emosinya. Walaupun para ASN itu dilarang berpolitik praktis, tetapi mereka adalah pemilih, dan dengan posisi yang strategis, di luar kedinasan, mereka mumpuni dalam mempengaruhi masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu, dia berharap, kepada partai politik, untuk mundur sedikit untuk daerah. Jangan ego partai yang diutamakan. (bambang)