Doktor Genius Umar, Anak Piaman nan Pintar

Genius Umar (ist)

PADANG Tak mudah jadi doktor, ba-gandiang-gandiang susahnya dengan jadi jenderal. Kalau tak percaya tanya pada Jenderal Fakhrizal dan Doktor Genius Umar. Sekali tanya saja, sebab tokoh ini sering jalan berdua, seperti seperti burung kelana, acok tabang seiriang. Kini sedang menusuk awang-awang, melewati layang-layang cindai calon gubernur yang lain.

Genius Umar, yang jadi calon wakil gubernur ini belajar di UGM dan IPB. Kemudian jadi doktor. Lalu jadi Walikota Pariaman. Demikianlah Genius Umar, anak Pariaman, maco gadang dek ombak, apalagi ombak piaman, bisa sansai orang dibuatnya, namun bagi Genius, ini adalah dendang dalam keseharian.

Dr. H. Genius Umar, S.Sos, MSi, nah panjangkan. Itu gelar sekolah semua. Ia lahir di Kota Pariaman, 1972, adalah politisi, birokrat dan akademisi Indonesia. Dan calon Wagub. Selama ini Genius lurus-lurus saja, tiba-tiba dipinang jadi calon wakil gubernur oleh calon independen Fakhrizal. Kini malah diusung partai besar, baru saja menghadap ke Jusuf Kalla, minta nasihat.

Genius Umar ini, usianya belum 50 tahun, kalau “diasuah” bisa jadi hebat, makanya posisinya pas di Wagub. Sekali lacuik, jadi gubernur, kecuali Fakhrizal mau dua kali. Yang banyak gadele sekarang sudah tak laku, yang laku yang kerja keras. Genius punya banyak jejaring, kalau tak percaya wawancarai saja dia.

Genius anak Piaman nan pintar ini adalah contoh baik dari sekolah yang baik. Awalnya pada 1994 ia menjadi PNS di Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Padang Pariaman. Tahun 1998 jadi Camat Batang Anai. Pada 2000 ia dapat tugas bekajar ke UGM dan kemudian ke IPB hingga menyandang gelar doktor. Lalu pada 2007 bekerja sebagai Kasubag Panitia Kerja sama Antar Lembaga Parlemen, Setjen Hubungan Luar Negeri DPD-RI, lalu 2003 dosen luar biasa STPDN, mata kuliah Berpikir serba Sistem dan 2003 sampai 2013, Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Industri Indonesia, mata kuliah Manajemen Strategi, Metodologi Penelitian, dosen Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Jakarta, dosen Pasca Sarjana Universitas Krisnadwipayana, Bidang Analisis Kebijakan Publik.

Kini Genius jadi Walikota Pariaman. Belum lama benar, kena lamar pula jadi Cawagub. Bajadi barang tu. Maka berdua mereka kini sedang terbang menusuk awang-awang. Jadi gubernur kita jenderal, wakilnya doktor. Doktor yang walikota. Satu urang darek, ciek laiurang piaman. Cocok. Pas. Maka jangan dianjak-anjak lagi pilihan kita: Fakhrizal-Genius Umar.

Kalau sudah tak dianjak lantas? Kita tumpangkan harapan pada keduanya untuk: sembako murah, sekolah murah, pergi ke pasar murah. Keamanan terjaga, kenyamanan tercipta. Urang maliang indak ado, pancakak apolai. Air ka sawah lancar jaya, lalu lintas terjamin. Rakyat sehat, kalau BPJS, itu sudah jelas. Ini di luar BPJS, apa itu? Hidup sehat. Misal beri susu anak sekolah setiap pagi seperti di Jepang, kalau bisa, kalau tak bisa jangan dipaksakan. Susu itu penting. Anak SD saja, bisalah itu masa tidak, kurangi biaya rapat, kurangi biaya segala biaya tak perlu yang selama puluhan tahun sudah tak diganggu-ganggu. Bisa, nanti ada saja yang menunjukkan caranya, apalagi Genius Umar itu walikota, tahulah bapak itu dimana lobang mesti ditutupi.

Mari kita pilih ya, nanti kalau duo bapak ini lupa, kita ingatkan segara. Bukankah kantor gubernur dan kantor polisi bertetangga? Dibatasi jalan kecil saja. Tanah itu dulu dibeli oleh gubernur yang Kadapol: Brjigen Polisi Kaharoeddin Dt Rangkayo Basa. (*)