Diskominfo Pasaman dan Balai Bahasa Sumbar Gelar Diseminasi Penggunaan Bahasa Indonesia

Bupati Pasaman yang diwakili staf ahli, Yasri Uripsyah saat membuka acara Diseminasi Penggunaan Bahasa Indonesia.(ist)

LUBUK SIKAPING – Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasaman bekerjasama dengan Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat menggelar kegiatan Diseminasi Penggunaan Bahasa Indonesia di aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pasaman, Selasa(28/9).

Kegiatan itu diikuti sekitar 34 peserta yang terdiri dari organisasi perangkat daerah, TNI, Polri dan jurnalis, yang akan diselenggarakan selama tiga hari sejak Selasa sampai Kamis(28-30/9).

“Penggunaan bahasa di ruang publik merupakan cerminan sikap atas kompetensi penggunaannya, karena itu, diperlukan sikap positif, yaitu sikap tertib berbahasa di ruang publik sesuai dengan ketentuan hukum dan kaidah kebahasaan” ungkap Bupati Pasaman yang diwakili staf ahli, Yasri Uripsyah saat membuka kegiatan tersebut.

Dikatakan, Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu menciptakan ketertiban berbahasa dengan mengendalikan bahasa asing guna menguatkan bahasa negara di ruang publik

“Pelemahan bahasa negara cenderung terjadi seiring dengan penguatan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, di ruang publik. Kenyataan arus informasi dan komunikasi global yang semakin deras bersamaan dengan mobilitas pendudukan antar negara yang semakin intens,”tuturnya.

Yasri berharap kepada peserta agar dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk memperbaharui kemampuan kebahasaan sehingga dapat menghasilkan produk kebahasaan yang baik, benar, dan berterima oleh pembaca.

Sementara itu kepala Balai Bahasa Sumbar, Aminul Latif menyampaikan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik masih belum teraplikasi dengan baik, seperti memposisikan bahasa Indonesia, bahasa asing dan bahasa daerah dan hubungan antara bahasa-bahasa itu.

“Kalau menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah, catatan bagi kita, jika belum ada padanan dalam bahasa Indonesia, boleh menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah, namun kita telah memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, selayaknya kita mengutamakan bahasa Indonesia,” ungkapnya.(Hendra)