PULAU PUNJUNG – Terkait akan dimulainya rehabilitasi tahap akhir irigasi Batanghari pada 2020 ini, Pemerintah Kabupaten Dharmasraya melalui Bagian Perekonomian dan SDA kembali menggelar rapat koordinasi dengan BWS V Sumatera, Dinas Pertanian serta Dinas Pangan dan Perikanan, Jumat (24/1/20). Rapat yang digelar di Ruang Rapat Asisten II itu dipimpin Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Sekretariat Daerah, Sugedianto.
Dikatakan Sugedianto, proses rehab irigasi Batanghari akan ditandai dengan penutupan pintu air Bendungan Batanghari Batu Bakawuik.
“Proses ini tentu akan mempengaruhi pasokan air untuk sawah petani dan tambak ikan yang ada di Dharmasraya. Untuk itu, agar proses ini tidak terlalu berdampak pada masyarakat petani sawah dan petani ikan, tentu kita perlu mencari dan menyepakati bersama kapan waktu terbaik untuk memulai proses rehab ini,” ujarnya.
Memang, menurut paparan pihak Dinas Pertanian, sawah di bagian wilayah yang akan terdampak akan kering. Rerata, usia padi petani baru di kisaran 1-15 hari. Pun demikian dengan petani ikan, menurut pihak Dinas Pangan dan Perikanan, masih belum panen. Artinya, dalam kondisi sekarang ini, petani sawah dan petani ikan sedang membutuhkan air untuk produksi padi dan ikan mereka. Sementara di sisi lain, rehabilitasi tahap akhir Irigasi Batanghari harus dilakukan dalam rentang waktu Maret hingga September 2020 ini.
“Maka dari itu, besar harapan kita, masyarakat petani dapat bersabar nantinya selama proses rehab irigasi ini dilaksanakan,” tukuknya.
Setelah saling mengemukakan pendapat, semua pihak yang terlibat dalam rapat tersebut akhirnya sepakat merencanakan penutupan pintu air bendungan Batu Bakawuik akan dilakukan pada pertengahan April 2020. Selain mengingat kebutuhan air sawah petani saat ini dan masa pengerjaan yang juga tidak terlalu panjang, waktu ini disepakati untuk menghindari musim penghujan. Karena hal itu tentu juga akan berpengaruh pada kualitas bangunan rehab. (fery)
