Diduga Dikeroyok Teman, Santri Ponpes Tak Sadarkan Diri

santri di salah satu pondok pesantren di Tanah Datar dirawat intensif, diduga dikeroyok temannya. givo
PADANG-Aksi kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi. Kali ini menimpa santri disalah satu pondok pesantren di Padang Panjang. Dia terpaksa dirawat intensif karena diduga dikeroyok temannya hingga tak sadarkan diri.
Yosrizal, ayah korban di ruangan observasi intensif M. Djamil Padang menceritakan pihak keluarga mengetahui anak mereka masuk rumah sakit pada Senin dini hari (11/2).
“Kami sangat terkejut ketika menerima kabar, kalau anak kami dirawat di rumah sakit. Saat itu juga saya dan keluarga lain ke RSUD Padang Panjang,” kata Yoserizal.
Sesampai di rumah sakit mereka mendapati anaknya dirawat intensif karena tidak sadarkan diri.
“Seluruh tubuh anak saya lebam. Dari kaki hingga kepala, lembam semua,” terang Yoserizal yang sehari-hari berjualan kopi di Pasar Padang Panjang.
Pantauan Singgalang di Ruang Observasi Intensif (ROI) Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUM) M. Jamil Padang, Selasa (12/2) siang. pasien dengan inisial RA (18) masih terbaring tak sadarkan diri.
Kepala Instalsai Anastesi dan Penanggung Jawab Pasisen dan Ruang Observasi Intensif RSUP M. Jamil Padang dr. Emilzon Taslim, kepada awak media mengatakan bahwa saat ini pasien masih belum sadarkan diri.
“Pasien saat ini dirawat secara intensif di bawah pengawasan tim dokter. Diagnosa awal pasien mengalami gangguan pada bagian kepala dengan tingkat kesadaran 6 persen,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa pasien diduga kuat mengalami geger otak dan mengalami cidera dibagian dada atau lazim disebut dalam istilah kedokteran Trauma Thoraks.
“Tak hanya itu kami juga menemukan sejumlah bekas luka dan lebam di bagian tubuh pasien. Tim dokter yang mengawasi kondisi korban adalah dari dokter bedah Thorak, dokter bedah syaraf dan dokter umum. Saat ini kami fokus pada pengembalian fungsi tubuh pasien, kami berupaya yang terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak sekolah yang datang membesuk pasien mengaku bahwa pihaknya kecolongan atas kejadian memprihatinkan itu karena kejadian tersebut terjadi saat jam tidur.
“Kita setiap hari mengawasi anak-anak dengan menempatkan pengawas pembimbing dan dibina di setiap asrama. Informasi yang kami terima kejadiannya di kamar. Korban tidak ada dikeroyok, hal ini murni pertengkaran yang kebablasan antar anak-anak,” ungkapnya.(411)