Ragam  

Di Tangan Bripka Firman Z, Berdiri Tiga Musala

Dalam musala yang didirikannya Bripka Firman Zulkarnain bersama warga Asnibar dan Walinagari Taluak Fendi Aswin. (yusnaldi)

BATUSANGKAR – Pada Minggu (24/2) siang di arah bawah jembatan Batang Tompo, Sitangkai terlihat anak-anak riang bermain dengan mencebur ke batang air.

Pada tebing menghadap jembatan perkasa yang konon dibangun saat zaman kolonial Belanda berdiri musala biru terang. Di atasnya jenjang menuju ke batang air dan musala.

Dalam musala yang diberi nama Nur Firman itu, Bripka Firman Zulkarnain usai menjadi iman Shalat Zuhur bersama serombongan wartawan yang baru sampai dari Batusangkar.

Anggota Satlantas Polres Tanah Datar ini kemudian ditemani warga Asnibar dan Walinagari Taluak Kecamatan Lintau Buo Fendi Aswin, berkisah membangun musala Nur Firman bertahun-tahun hingga berdiri megah dan menjadi sarana ibadah bagi warga di kawasan Simpang Sitangkai yang berada di Jorong Taruko itu.

“Syukur Alhamdulillah, musala bisa dipergunakan yang didirikan dengan adanya uang Rp300 ribu sekarang telah menjadi megah bisa juga dipakai untuk air bersih dan MCK,” ungkap Firman.

Hingga belasan tahun musala itu menjadi kebangaan masyarakat karena juga bisa dipakai buat air bersih, mandi, dan cuci. Di samping fungsi utamanya untuk shalat, tarwih, mengaji dan kegiatan rohani lainya. Untuk itu ia memanfaatkan bantuan didapat dari masyarakat serta gajinya untuk melanjutkan pembangunan.

Firman pada 2009 bertugas di Pos Lantas Polres yang berada di Simpang Sitangkai, yang menyaksikan masyarakat mandi, cuci dan buang hajat di batang air. Hingga terketuk hatinya menyaksikan rutinitas itu menjadikan pinggir tebing batang air sebagai tempat shalat dan MCK.

Lelaki tiga anak ini kemudian minta izin pada Kasat Lantas AKP Arifin Daulay saat itu, yang sekarang mejabat Waka Polres Tanah Datar, kemudian dapat restu dan dukungan moril dari Asnibar sebagai pemilik tanah.

Bertahun-tahun Firman yang memiliki bekal sebagai tukang ini bekerja keras bercucuran keringat, tanpa kenal lelah mendirikan bangunan itu. Pagi usai tugas di jalan atau bila ada lakalantas, Firman lalu bergumul dengan tanah, pasir, batu dan semen hingga senja bersama masyarakat. Termasuk mencari bahan bangunan di selingkar batang air agar berdiri bangunan 5 X 6 meter itu didukung falitas lainnya dekat musala.

Tak ada yang bisa mengukur berapa upah yang diterimanya selain keikhlasan semata dan ibadah. Sebagaimna yang dikerjakan saat mendirikan bangunan musala di markas Polres Tanah Datar dan di SLB Lintau hanya dianggap sebagai tugas yang mesti dilakukan.

Atas pengabdian dan bantuannya, Walingari Fendi Aswin menyatakan bahwa sosok Firman merupakan polisi inspiratif yang jarang ditemukan. Untuk menyokong apa yang telah dilakukan itu pihak nagari melaksanakan kegiatan pembenahan fisik terhadap fasilitas musala itu.

“Masyarakat Simpang Sitangkai yang berada Jorong Taruko ini menyampaikan terimakasih mendalam dan berdoa agar semua yang dilakukannya menjadi ibadah bagi Pak Firman dan sekeluarga,” sebut Walinagari.

Untuk ini, pemerintahan nagari membantunya dengan pembangunan jenjang, WC, kamar mandi, tempat wudu dan kubah. (yusnaldi)