Di Pasaman Barat, Covid 19 Dianggap Biasa-biasa Saja

SIMPANG AMPEK – Pasaman Barat kendati dalam status zona kuning Covid-19 dan hampir setiap hari ada penambahan pasien posotif, tapi dianggap biasa-biasa saja. Mirisnya, banyak di antara warga yang tak percaya akan virus ini dan disangkakan hanya permainan politik saja.

Pantauan media ini, aktifitas warga berjalan normal seperti tidak ada virus corona yang mengancam. Baralek berlangsung setiap hari. Acara pemerintahan dengan mengumpulkan banyak orang terus juga berlangsung. Banyak yang tidak pakai masker, apalagi jaga jarak.

Yang takut corona takut juga, yang tidak cuek saja. Upaya pemerintah untuk mencegah minim. Kecuali gugus tugas covid-19 melakukan swab pada mereka hasil tracing pasien positif. Yang mau diswab, mereka swab. Tidak mau, dibiarkan saja.

Adanya razia yustisi yang dilakukan tim gabungan tidak berpengaruh apa-apa. Musik cafe karaoke berdentum juga. Orgen lanjut sampai pagi, gelak tawa di kedai kopi tetap hangat. Perjalanan dinas, kunker berlangsung juga, rapat ke rapat, acara – acara pemerintah tetap berlangsung. Corona dikesampingkan.

Rio, salah seorang warga Simpang Empat mengatakan, jika dipikirkan corona ini, maka siap-siap dapur rumah tak mengepul. Masker memang banyak dibagi-bagi gratis, apalagi oleh para kandidat calon kepala daerah. “Tapi masker itu tidak bisa mengenyangkan perut, yang ada kalau pakai masker sesak nafas,” katanya.

Neldi mangatakan hal yang sama. Bahkan menurutnya corona itu tidak ada. Yang ada adalah permainan pemerintah. Setiap yang positif konon katanya akan terkucur dana.

“Corona ini seperti menjadi lahan baru. Pembangunan tidak ada. Uang dialihkan untuk corona. Petugas kesehatan banyak yang cuek, mereka juga tidak pakai masker. Pantas kita curiga,” timpalnya.

Warga lainnya Aris menuturkan, awal corona datang, banyak warga yang takut. Kalau sekarang sudah biasa saja.

Pjs Bupati Pasaman Barat, Hansastri sebelumnya bertemu wartawan mengatakan, pemerintah daerah selalu komit dalam mengatasi dan pencegahan covid-19. Penerapan Protokol kesehatan menjadi prioritas bagi daerah untuk terus diterapkan secara tegas. Baik dilingkungan pemerintah maupun di masyarakat. (dika)