Di Bukittinggi, Banyak Pedagang dan Konsumen tak Pakai Masker

Walikota Ramlan Nurmatias meninjau Pasa Ateh beberapa waktu lalu. (asrial gindo).

BUKITTINGGI – Memasuki hari keduabelas masa tatanan adaptasi kebiasaan hidup baru atau new normal di kota Bukittinggi terlihat masyarakat masih enggan memakai masker dan jaga jarak.

Pantauan di pasar Simpang Aua (11/6) mayoritas warga baik penjual maupun pembeli tidak pakai masker. Tidak hanya itu, mereka juga tidak jaga jarak dan terlihat seperti hari-hari biasa, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa pada hal kondisi seperti sangat rawan penyebaran wabah corona ini.

Hal yang sama juga dapat dilihat di Pasar Padang Luar. Hampir semua pedagang di dalam los yang menjual ikan, ayam potong dan sayur-mayur tidak ada yang pakai sayur. Kalaupun ada yang bawa masker, hanya dililitkan di leher bukan untuk menutup mulut.

Jika kondisi ini dibiarkan tentu dikhawatirkan terjadi penyebaran virus corona gelombang kedua. Oleh sebab itu, warga perlu disadarkan pentingnya mengikuti protocol kesehatan di masa tatatan hdup baru di kota ini.

Terpisah, H.Persalide tokoh masyarakat Kurai Bukittinggi menyangkut kesadaran masyarakat memakai masker dan jaga jarak, menurutnya perlu sosialisasi secara massif oleh Satgas percepatan penanganan Covid 19 dan aparat Pemko Bukittinggi.

“Banyak warga tidak tahu dengan istilah new normal. Mereka menganggap situasinya sudah normal. Jadi, perlu sosialisasi. Imbauan pentingnya pakai masker dan jaga jarak harus disampaikan secara massif dan sabar dengan Bahasa yang lebih mudah dipahami,”, ujar Persalide mantan ketua MKKS SMA Sumbar itu. (as)