Developer Top Asal Sumatera Barat ‘Dofla Land’ Kembali Kembangkan Perumahan Subsidi Berkualitas

Direktur dan Founder Dofla Land, Doris Flantika. (ist)

PADANG – Di tengah kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat pandemi Covid-19, developer perumahan di Kota Padang di bawah bendera PT Dofla Jaya Properti membuktikan bahwa industri properti tetap bertumbuh dengan baik. Bahkan, pertumbuhannya mencapai seratus persen dibanding sebelum pandemi.

Menawarkan rumah-rumah berkualitas dengan harga bersaing, perumahan dengan brand ‘Dofla Land’ ini semakin mengokohkan diri sebagai salah satu perusahaan properti yang dipercaya masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat. Setelah sukses membangun ratusan rumah komersil dan subsidi di sejumlah lokasi di kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Dofla Land kini akan membangun perumahan di kawasan Anak Air, tepatnya, di depan Lapas Padang. Di Anak Air, Dofla Land akan membangun 113 unit rumah subsidi dan empat ruko di bagian depan, dengan nama Alana Residence Park.

Selain itu, Dofla Land juga akan membangun perumahan komersil dengan unit terbatas – hanya 10 unit – di Siteba, Padang. Menyasar konsumen menengah ke atas, harga yang ditawarkan sekitar Rp500-an juta.

Perumahan bersubsidi berkualitas dari ‘Dofla Land’. (ist)

Sosok Pengusaha Muda di Balik Dofla Land

Tak disangka, sosok di balik Dofla Land adalah seorang pengusaha muda yang memulai kariernya di bidang properti sejak duduk di bangku kuliah. Adalah Doris Flantika, 30 tahun, alumni Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Negeri Padang (UNP), yang menjadi Direktur dan Founder Dofla Land.

Lahir dari orang tua yang bukan pengusaha, apalagi developer, ia justru belajar bisnis properti dari salah seorang dosen UNP yang saat itu mengisi acara seminar yang diikutinya. Dosen yang kemudian menjadi mentor baginya itulah, yang banyak membantu dari nol hingga sukses menjual ratusan unit rumah berkualitas bagi masyarakat.

“Semula saya tawarkan diri jadi agen perumahan komersil milik beliau. Saya waktu itu jualan di tokobagus.com dan berniaga.com, ternyata gampang lakunya. Setelah terjual, saya minta bantuan untuk bisa belajar jadi developer, dan beliau mau ajarkan ilmunya, dari Asampai Z. Dari situ, saya langsung praktek. Tapi ternyata, jual rumah sendiri tak semudah menjual rumah orang lain,” katanya bercerita.

Masih duduk di bangku kuliah, ia coba-coba membangun rumah di Parak Karakah, Kota Padang. Ternyata, perjalanan di awal tak semulus yang diduga. Pemilik tanah yang pada mulanya bersedia dibayar di akhir, ternyata berubah pikiran ketika sudah ada konsumen, dan minta dibayar cash. Untuk mencari investor pun ternyata tak gampang.

“Alhamdulillah, nasib baik. Ketika saya sampaikan ke dosen yang jadi mentor saya itu, ia bermurah hati menjadi kontraktor. Beliau membangunkan rumah sesuai spek yang saya janjikan kepada konsumen, dan tak minta jasa sama sekali. Laba dari penjualan rumah itu, saya gunakan untuk pelatihan, menuntut ilmu lebih banyak ke Jawa, bagaimana caranya menjadi developer sukses,” kata ayah satu anak itu mengenang.

Setelah menambah kapasitas dirinya, ia membangun 4 unit rumah di depan sebuah hotel dekat Bandara. Tidak berjalan mulus, karena pada awal pembangunan sempat ditipu kontraktor. Beruntung, ia masih selamat karena ada konsumen yang membeli cash dan ada yang membayar dengan DP cukup besar. Uang dari konsumen itulah yang digunakan untuk membangun empat rumah tersebut.

Alana Residence 1 dari Dofla Land. (ist