Bupati Sutan Riska Minta Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

Sutan Riska

PULAU PUNJUNG – Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta seluruh masyarakat untuk patuh dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Apapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencegah dan menangani Covid-19, tetap tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mau patuh dengan anjuran pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan,” tegas bupati Sutan Riska, Minggu (30/8).

Saat ini, kata bupati, jumlah kasus Covid-19 masih terus bertambah, termasuk di Dharmasraya. Bahkan beberapa kepala daerah di Sumbar ada yang terkena Covid-19 dan harus diisolasi.

“Covid-19 ini tidak kenal jabatan, tidak memandang usia. Siapapun, dimanapun, bisa kena. Kalau imunnya kuat, memang bisa sembuh. Tapi kalau punya penyakit bawaan dan kena Covid-19, ini bahaya. Untuk itu kita harus selalu waspada. Jangan dianggap enteng. Apapun yang menjadi anjuran pemerintah untuk mencegah Covid-19 ini tolong dipatuhi. Kita berserah kepada Allah, namun ikhtiar juga harus kita lakukan,” tegas bupati.

Selanjutnya, terkait terkait penyelenggaraan pesta pernikahan di Dharmasraya. Ia mengaku masih menemukan ada masyarakat yang menyelenggarakan pesta, namun tidak mengikuti protokol kesehatan, seperti salah satunya tidak memakai masker. Baik pengantinnya, keluarganya, dan juga tamu yang datang.

“Kepada Satgas Covid-19 di seluruh nagari, ini tolong diperhatikan, diawasi. Kalau dapat, batasi jumlah tamunya. Kita khawatir, acara pesta seperti itu nanti malah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Kita tidak mau ini terjadi. Termasuk juga warga yang baru datang dari luar daerah, suruh swab ke puskesmas. Gratis kok. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tegas bupati lagi.

Hingga saat ini, imbuh bupati, pemerintah daerah masih terus melakukan testing secara massal untuk menemukan kasus-kasus baru guna mencegah agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Terlebih saat ini Dharmasraya tengah bersiap untuk sekolah tatap muka.

“Jika ditotal, sudah ada 8.000 lebih masyarakat yang di swab yang berasal dari berbagai kalangan. Khusus untuk guru, sudah lebih dari 3.000 guru yang di swab test. Kalau ada yang positif, langsung diisolasi,” pungkasnya. ( roni )