Bupati Indra Catri Kunjungi Lokasi Bencana di Sitalang

Bupati Agam Indra Catri dan jajaran melakukan peninjauan lokasi bencana di Kecamatan Ampek Nagari, Kamis malam (12/3). (mursyidi)

LUBUK BASUNG – Pasca terjadinya bencana Banjir Bandang yang melanda di Nagari Batu Kambing dan Nagari Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari, Kamis (12/3/2020) pukul 16.30 WIB, Bupati Agam Indra Catri langsung melakukan kunjungan ke daerah bencana.

Saat itu didampingi Sekda Agam, Martias Wanto, Asisten 1 Rahman, Asisten II,Kabag Umum, Sekretaris BPBD Hardoni, Kabid Kedaruratan dan Logistik Syafrizal, Kasat Satpol PP dan Damkar Kurniawan Syahputra, PUTR Agam, Dinsos Agam, Camat Ampek Nagari, Polri, TNI dan PMI .

Indra Catri mengatakan, jembatan yang rusak supaya cepat dibangun, karena jembatan ini penghubung antar kecamatan.

“Untuk tenda tidak akan didirikan karenakan warga yang terdampak banjir bandang telah di ungsikan ke rumah sanak familinya, “katanya.

Selain itu diimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan sebab kondisi aliran sungai sangat deras.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Muhammad Lutfi menjelaskan, dampak kejadian bencana 6 unit rumah penduduk rusak, yaitu milik Rosmaniar (80), alami rusak ringan, Ediwar (55) rusak berat, Khaidir (60), rusak berat, Mardawati (60), rusak berat, Ija (35), rusak berat, dan rumah Mansur (70) alami rusak sedang.

Sedangkan kerusakan berat lainnya menimpa 6 unit warung warga, yaitu Hayati (43), Zakirman (75), Des (45), Nurinsani (52), Harmen (52), dan Afrineli (60)

Adapun fasilitas umum yang ikut terdampak bencana seperti pasar terendam lumpur dan 2 unit mesjid rusak sedang dan 1 jembatan putus total yang menjadi penghubung antar kecamatan Ampek Nagari dan Palembayan.

Ikut dalam penanganan bencana jajaran PMI Agam, Damkar Agam, BPBD, TNI/Polri dan masyarakat. Selain itu juga dilakukan penanganan warga yang terjebak banjir selama 4,5 jam dan dilaksanakan evakuasi di Jorong Tandikek, Nagari Sitalang yaitu Ajiz (55), yang terjebak di Pulau Kampung Melayu sebanyak 8 orang, di Pulau Batu Palano sebanyak 9 orang. (mursyidi)