Bupati Eka Putra Respon Positif Gagasan Niniak Mamak Masuk Sekolah

Pertemuan Bupati Eka Putra dengan pengurus LKAAM. (ist)

BATUSANGKAR – Gagasan pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Tanah Datar untuk program niniak mamak masuk sekolah direspon Bupati Eka Putra.

Dalam pertemuannya dengan jajaran pengurus LKAAM itu Selasa, (30/3) kemarin di gedung Indo Jalito, Bupati menyatakan mendukung untuk melaksanakan program itu di hadapan siswa di sekolah.

“Kita menyambut baik rencana ini dan mengusulkan untuk dapat dilaksanakan secara bertahap, serta meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk dapat menyesuaikan jadwalnya,” kata Bupati dihadapan Sekretaris LKAAM Tanah Datar Hardi Siswan Datuak Marah Banso dan Bendahara Umum Nofendril Dt. Mangkodo.

Didampingi juga pengurus lainnya, seperti Sutan Arisno Dt. Andomo, Ir. Efendi Dt. Sidubalang, Sy. Dt. Majo Indo, Hali Salni Dt. Paduko Basa , Mustafa Akmal Dt Sidi Ali dan Yan Firman Dt. Angku Basa serta sejumlah pejabat Pemkab.

Dikatakannya, kegiatan dimasukan ke dalam tatap muka, dengan waktu satu jam satu minggu dan dimasukkan dalam pembelajaran muatan lokal hingga nanti diadakan lomba terkait pembelajaran adat ini,

Eka Putra menyampaikan serpihan pengalaman masa kecilnya saat ayahnya seorang datuk atau ninik mamak pemangku adat, ibunya keluarga Aisiyah, saat itu kalau ada wirid Aisiyah, dirinya selalu dibawa Ibunya, kalau ada acara-acara adat Eka juga sering dibawa ayahnya.

“Ayah saya dulu ketua LKAAM di Sijunjung, dan saya juga pernah tinggal di rumah Idrus Hakimi, usai shalat magrib ketika itu saya belajar adat, namun itu belum sempurna dan saat ini terasa begitu pentingnya pelajaran agama, adat dan budaya bagi generasi penerus,” tuturnya.

Sementara, Sekretaris LKAAM Hardi Siswan Datuak Marah Banso menjelaskan dasar usulan program, karena selama ini anak kemenakan terkhusus untuk pembelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) diajarkan oleh guru sekolah yang tidak berasal dari daerah di mana tempat Ia mengajar sehingga belum mencerminkan adat salingka nagari.

“Ke depan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, diusulkan betul-betul niniak mamak yang mengajarkan tentang adat Minangkabau mengingat Luhak Nan Tuo pusat adat dan budaya, diharapkan menjadi yang terdepan terkait persoalan adat dan budaya di Minangkabau,” jelasnya.

Sementara, untuk pelaksanaannya, Kadis Dikbud Riswandi menambah program niniak mamak masuk sekolah ini sedang dalam tahap persiapan silabus, kurikulum dan di bidang kebudayaan sudah dalam bentuk kegiatan namun ini masih terbatas.

Ke depan pihaknya akan mendorong pihak sekolah untuk berkoordinasi dengan niniak mamak di nagari di mana sekolah berada untuk dijadikan narasumber. (ydi)