Bumi Sikerei Punya Cara Cegah-Tangkal Terorisme       

WISATAWAN MANCANEGARA – Sejumlah wisatawan mancanegara berfoto bersama usai berselancar di Pantai Mapadegat, di Dusun Mapadegat, Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat.

Oleh: Soesilo Abadi Piliang

(Wartawan topsatu.com)

TUAPEJAT -Langit berwarna keemasan menerangi ombak laut yang bergulung-gulung, sedangkan nyiur hijau yang melambai-lambai dari kejauhan seolah-olah memanggil sejumlah wisatawan yang berselancar kembali ke daratan. Senja nan kemilau hari itu menjadi pemandangan yang menakjubkan bagi wisatawan mancanegara yang berlibur di Pantai Mapadegat, di Dusun Mapadegat, Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat.

David Bauer dan isterinya, Sarah, bersama sejumlah bule mendarat di Pantai Mapadegat berpasir putih. Mereka sangat ceria karena hari itu mereka telah berhasil “menaklukkan” ombak di kampung wisata tersebut.

David dan Sarah, wisatawan asal Jerman tidak terlihat lelah, meski mereka membawa papan selancar yang cukup berat dan harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer menuju penginapan di Oinan Lodge di Jalan Mapedegat No.KM4,5.

Pasangan suami isteri itu bukanlah atlet surfing. David adalah profesional mapan yang bekerja di salah satu perusahaan terkenal di Frankfurt, Jerman. Sedangkan Sarah berprofesi sebagai pramugari pada maskapai penerbangan nasional Jerman, Lufthansa. Mereka sudah sering menjelajahi sejumlah negara yang memiliki spot selancar favorit tingkat dunia.

Hari itu adalah hari terakhir bagi David dan Sarah, berlibur selama 10 hari di Mentawai. Sebelumnya, mereka juga berselancar, berenang dan snorkeling di Pulau Awera yang dikenal memiliki pasir putih, air laut yang bersih dan ombaknya yang bagus. Pulau Awera ini letaknya tak jauh dari Pulau Sipora. Mereka sudah menghabiskan masa liburannya yang damai di Mentawai yang merupakan daerah kepulauan terluar yang mengapung di Samudera Hindia.

Mereka tidak hanya terpikat dengan ombak Mentawai dan nuansa keindahan alamnya, mereka juga telah jatuh cinta pada keramahtamahan penduduk lokal. Penduduk setempat, menurut mereka, tidak pernah mengganggu aktivtas wisatawan asing, dan selalu tersenyum jika berpapasan dengan bule yang melintas di hadapan mereka.

David menuturkan, dirinya tahu tentang Mentawai dari sejumlah sahabatnya di Frankfurt yang hobi berselancar dan juga informasi dari banyak situs surfing yang menawarkan sejumlah ombak Mentawai yang merupakan salah satu ombak terbaik di dunia.

“Jika ada kesempatan lagi, saya dan keluarga ingin kembali ke Mentawai. I Love Mentawai,” ujar David kepada topsatu.com, belum lama ini, sebelum masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Hal senada juga diungkapkan Chris, wisatawan asal Sidney, Australia. Arsitek yang hobi berselancar ini sudah lama merencanakan datang ke Mentawai. Sebagai peselancar amatir dirinya sudah kerap berselancar di area Surfers Paradise di Gold Coast di sebelah timur negara bagian Queensland, Australia, dan ia sudah lama ingin menaklukkan ombak Mentawai.

“Saya sudah hampir satu bulan di Mentawai, saya sudah menikmati ombak laut di Siberut Selatan, Sipora, jika badan sehat dan tabungan yang cukup saya akan kembali ke sini,” katanya di Oinan Lodge kepada topsatu.com.