Profil  

Buku Biografi H. Rajuddin Noeh Diluncurkan

 H. Rajuddin Noeh dan istri tercinta Hj. Gustimar bersama sejumlah tokoh Sumbar (dari kiri ke kanan), H. Rusdi Lubis, H.M. Rani Ismael, H. Yusman Kasim, H.A. Bakar Effendy, Buya H. Deflaizar, Prof. Fachri Achmad, H. Basril Djabar, H. Djufri, dalam peluncuran buku biografinya yang ditulis Soesilo Abadi Piliang, Wartawan Singgalang. (*)

Sementara itu, Letjen (Purn.) Ir. H. Azwar Anas, Gubernur Sumbar periode 1977-1987/Menko Kesra periode 1993–1998/Menteri Perhubungan periode 1988–1993 dalam kata sambutannya dalam buku biografi tersebut menyebutkan Rajuddin sebagai “pejuang” yang berkontribusi nyata membuka Pasaman yang selama ini memiliki sejumlah kawasan terisolir, dengan membangun jalan dan jembatan.

“Pak Rajuddin aktif melakukan pendekatan dengan pihak Bappeda dan Kanwil PU Sumbar untuk pembangunan atau peningkatan jalan Lubuk Alung-Manggopoh-Simpang Empat sepanjang 141 kilometer. Sebelum dibangun jalan, hubungan daerah Pasaman Barat ke Padang ditempuh hampir 12 jam, dengan memutar lewat Panti, Bukittinggi, Padang. Tapi dengan selesainya pengerjaan jalan tersebut, jalur tersebut bisa ditempuh dalam tempo 4 jam. Selain itu, yang saya tahu beliau juga mengupayakan pembangunan jalan Simpang Empat-Kinali-Manggopoh-Lubuk Alung sepanjang lebih kurang 150 kilometer, dan peningkatan dan pelebaran jalan Simpang Empat-Air Bangis-Manggopoh-Lubuk Alung,” jelasnya.

H. Basril Djabar menilai, perkawinan emas adalah hal anugerah yang luas biasa yang diberikan Allah SWT.”Salut, karena Pak Rajuddin Noeh dan Ibu Gustimar mampu melewati manis, pahit-dan getirnya kehidupan. Saya mendoakan bapak dan ibu menjadi keluarga yang sakinah,” katanya.