Buaya 7 Meter Ditangkap, Dalam Perut Ditemukan Potongan Tubuh Manusia

Warga membunuh buaya raksasa sepanjang 7 meter yang memangsa manusia. (Foto: ANTARA)

JAKARTA – Seorang warga kampung Ayuka, Mimika Papua, dilaporkan pada Kamis (20/1) kemarin. Betapa kagetnya warga, setelah dilakukan pencarian ternyata tubuh warga yang hilang berada di mulut seekor buaya yang panjanganya mencapai tujuh meter.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika, George L Mercy Randang di Timika, Papua menceritakan setelah mendapat laporan warga hilang, pihaknya menyisir Sungai Ayuka yang menjadi lokasi terakhir korban. Warga itu hilang saat hendak membersihkan kepiting bakau yang didapatnya di Sungai Ayuka.

“Korban ditemukan oleh tim pencari, masyarakat dan keluarga korban yang saat itu melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Saat ditemukan, tubuh korban masih berada dalam mulut buaya sehingga masyarakat memutuskan harus membunuh buaya tersebut dengan cara ditombak beramai-ramai agar jenazah korban bisa dikeluarkan,” jelas George, Jumat (21/1)

Setelah buaya raksasa itu mati terbunuh, tubuh korban kemudian dikeluarkan dan langsung dievakuasi oleh Tim SAR gabungan menuju rumah kerabatnya di Kampung Ayuka.

Buaya pemangsa korban juga ikut dipikul warga ke rumah kerabat korban.

Warga setempat kemudian menggelar ritual adat sebelum mengautopsi perut buaya pemangsa tersebut lantaran sebagian potongan tubuh korban tidak ada lagi.

Setelah perut buaya pemangsa itu dibelah, didapati beberapa potongan tubuh korban tertinggal dalam perut hewan amfibi buas itu.

Kasus buaya memangsa penduduk lokal cukup sering terjadi di sejumlah kampung di wilayah pesisir Mimika yang dipenuhi dengan sungai-sungai besar dan ditumbuhi pepohonan bakau lebat. Wilayah itu menjadi habitat yang sangat baik untuk bertumbuh-kembangnya buaya.

Meningkatnya aktivitas warga lokal di sungai dan kawasan hutan bakau untuk mencari kepiting, udang, ikan dan hasil sungai lainnya menyebabkan habitat buaya menjadi terganggu.

Tidak sedikit pula buaya menjadi perburuan warga selain untuk diambil daging hingga kulitnya yang memiliki nilai tinggi di pasaran. (*/aci)