Buah Kolaborasi di Pondok Aspirasi, Hadirkan Kota Tanpa Kumuh

Inilah salah satu suasana diskusi di Pondok Aspirasi Pagang di RT.01/RW.08, Kelurahan Kurao Pagang, Nanggalo, Kota Padang, beberapa waktu lalu. Mereka berdiskusi dan berkolaborasi dengan sejumlah pihak guna mewujudkan lingkungan kota yang layak huni dan produktif. (ist)

PADANG-Menyandang label kawasan kumuh, kontan tidaklah enak. Akan halnya yang dialami Kelurahan Kurao Pagang pada sejumlah titik. Untung saja, sejak beberapa tahun terakhir, melalui ‘Program Kotaku’ yang berkolaborasi kuat dengan masyarakat setempat dan pihak lainnya, kini kawasan di sana terus membaik.

Setidaknya, ada hal menarik yang diimplementasikan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Saiyo Sekato Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Terutama dalam usahanya untuk mencari kolaborasi penuntasan kawasan kumuh di lingkungan mereka.

Secara administrasi, Kurao Pagang memiliki luas permukiman 285 Ha, dan dari luas permukiman tersebut 5,3 Ha atau 1,86 % terindikasi sebagai kawasan permukiman kumuh. Hal ini dikuatkan dengan SK Walikota Padang Nomor 163 tahun 2014 tentang Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Padang.

Menurut Dedy Aulya Pratama, ST, selaku PPK-PKP (Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Kawasan Permukiman) Provinsi Sumbar, untuk mencapai tujuan program memang sangat diperlukan dukungan kolaborasi dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun swasta.

“Ini perlu strategi. Dan, yang dilakukan BKM Saiyo Sekato adalah salah satu bukti bagaimana masyarakat dalam berkreasi mencari kolaborasi penanganan lingkungan mereka menjadi lebih baik,” ujarnya dalam relis yang diterima topsatu.com, Senin (19/10/2020).

Menurut Dedy, kegiatan berawal dari Bantuan Dana Investasi (BDI) ‘Program Kotaku’ sebesar Rp500 juta, yang disalurkan melalui BKM tersebut oleh program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Kementrian PUPR pada 2017 lalu. Dana stimulan program tersebut dialokasikan untuk kegiatan pembenahan infrastruktur, berupa pelebaran badan jalan dan pembuatan drainase lingkungan sepanjang 660 meter dari kebutuhan lapangan sebanyak 800 meter.

Kontan, katanya, masih kurang pembiayaanya untuk 140 meter lagi. Maka, untuk mencari kekurangan pembiayaan tersebut, BKM Saiyo Sekato punya ide kreatif, yakni dengan mendirikan ‘Pondok Aspirasi Pagang’, yang terletak di RT.01 RW.08 kelurahan setempat.

“Pondok Aspirasi Pagang inilah sebagai media diskusi bersama dalam mencarikan solusi permasalahan kawasan permukiman, mulai dari diskusi tentang pembebasan lahan, penyiapan masyarakat dan bahkan sampai pencarian alternatif menutupi kekurangan pembiayaan. Tidak tanggung-tanggung, mulai dari pemuda/karang taruna, LPM, pihak kelurahan, kecamatan, pemko, sampai anggota DPRD Kota Padang pernah singgah dan mampir untuk diajak berdiskusi mencarikan solusi bersama,” terang Dedy.

Dalam perjalanannya, tetap ada saja kendala yang dihadapi dalam penanganan kawasan kumuh dimaksud. Tak terkecuali, misalnya, ketika KSM mengalami kendala dalam proses pelaksanaan kegiatan dimana lokasi pembangunan mayoritas merupakan lahan yang ditumbuhi oleh tanaman produktif masyarakat.

“Solusinya, lagi-lagi melalui pondok aspirasi. Ada diskusi yang hebat, dimana BKM melibatkan berbagai tokoh masyarakat dan pihak berkompeten lainnya. Dimana untuk mengimplementasikan program Kotaku, khusus untuk pembersihan lahan akan dilaksanakan secara swadaya/gotong royong dengan melibatkan semua elemen yang ada di tingkat kelurahan. Sementara untuk penggalian tanah pembuatan drainase, pakai alat berat dengan mengusahakan kolaborasi bersama pemerintah kota ataupun pihak lainnya yang bersedia untuk berpartisipasi,” katanya.

Pola-pola diskusi seperti itu, terus dikembangkan BKM di pondok aspirasi untuk menjawab berbagai tantangan. Akhirnya, miliaran dana kolaborasi mengucur ke Kelurahan Kurao Pagang. “Alhamdulillah, saat ini, Kelurahan Kurao Pagang sudah bebas dari kawasan kumuh, dan menjadi kelurahan yang tertata dengan baik dan rapi. Dengan semangat kebersamaan, menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama, pemerintah daerah sebagai nakhoda, banyak hal yang bisa dikolaborasikan untuk kemajuan dan kebaikan lingkungan kita,” ujar Dedy Aulya Pratama.

Seperti diketahui, hingga tahun 2020 ini, kolaborasi yang dibangun BKM Saiyo Sakato masih membuahkan hasil. Terbukti, tahun ini BKM mampu menghadirkan dana sebesar Rp180 juta dari APBD Kota Padang, dan dana fisik prasarana Kecamatan Nanggalo, berupa kegiatan pembangunan gorong-gorong sepanjang 9 meter dan pembuatan talud pengendalian banjir sepanjang 150 meter. Kalau ditotal, seluruh biaya pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kumuh di Kurao Pagang dari 2016 sampai 2020 sudah mencapai Rp7.395.000.000,-

“Yang jelas, melalui program ‘Kotaku’, akan ada upaya peningkatan akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan. Ini, guna mendukung perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan,” pungkas Dedy. (gusnaldi)