BPBD Kota Pariaman Distribusikan Bantuan untuk Warga Terdampak Angin Puting Beliung

JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman mendistribusikan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak angin puting beliung. Bantuan logistik yang diberikan antara lain terpal, selimut, tikar, perlengkapan bayi serta beras.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pariaman Jasman pada Minggu (1/8) melalui pesan digital. Di samping itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat masih melakukan kegiatan pembersihan puing-puing rumah terdampak serta pendataan lengkap hingga kini.

“Rencana giat pagi hari ini, tim TRC kami akan kembali melakukan pembersihan puing-puing atap rumah warga terdampak angin puting beliung sekaligus pendataan lengkap,” ujar Jasman.

Selanjutnya Jasman mengungkapkan bahwa saat ini warga terdampak angin puting beliung telah ditempatkan pada musala terdekat sebagai lokasi pengungsian sementara. BPBD Kota Pariaman menerapkan dan mengingatkan warga untuk melakukan protokol kesehatan selama dalam pengungsian.

“Sesuai dengan musyawarah bersama masyarakat, para warga telah ditempatkan pada musala terdekat, yaitu berjarak 100 meter dari rumah warga tersebut sebagai tempat tinggal sementara,” ungkap Jasman.

Angin puting beliung ini terjadi di Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu (31/7), pukul 19.00 WIB, yang menyebabkan sebanyak empat unit rumah rusak. Satu dari keempat rumah rusak tersebut mengalami rusak berat, dua rusak sedang dan satu lainnya rusak ringan.

Berdasarkan prakiraan cuaca pada Minggu, 1 Agustus 2021, yang dihimpun oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Pariaman akan mengalami hujan sedang pada malam hari. Menurut kajian inaRISK, Kota Pariaman memiliki risiko bahaya cuaca ekstrem pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada empat kecamatan.

BNPB mengimbau masyarakat untuk dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui laman resmi BMKG dan potensi bahaya di lingkungan sekitar melalui inaRISK sehingga dapat mempersiapkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Bagi masyarakat yang tinggal pada wilayah dengan potensi bencana hidrometeorologi untuk dapat lebih waspada dengan melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan seperti memangkas ranting pohon yang lapuk dan mudah patah, membersihkan daerah resapan dan aliran air dari sampah, dan mempersiapkan rencana evakuasi sementara bersama warga sekitar. (mat)