Berkunjung ke Nagari Pandai Sikek, Menteri PPN Suharso Monoarfa Coba Menenun

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyaksikan proses pengerjaan songket pandai sikek. (ist)

BATUSANGKAR – Tenunan songket pandai sikek sudah diakui secara nasional, bahkan sudah mendunia.

Hal inilah membuat Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berkunjung dan menyaksikan proses pengerjaan songket Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, Sabtu (10/04).

Monoarfa bersama nyonya mencoba bagaimana merajut benang dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk menjadi kain songket yang bernilai jual tinggi.

“Ternyata menenun itu memang rumit, tentu wajar saja mempunyai nilai yang tinggi,” ujarnya saat didampingi Kepala Baperlitbang Alfian Jamrah dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat Nasrizal.

Sementara,
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Nasrizal menyebut kunjungan Menteri PPN ini ke pusat tenun Pandai Sikek merupakan berkah bagi Sumbar, khususnya Tanah Datar, karena dapat mempromosikan produk tenun pandai sikek dan kondisi terkini dimasa pandemi.

“Tenun pandai sikek sudah terkenal sejak lama dan berakar dari budaya serta spesifik,” ujarnya.

Ia menyampaikan kondisi sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan lagi, SDM, pemasaran serta akses jalan menuju Nagari Pandai Sikek yang masih sempit.

“Kita berharap apa yang sudah disampaikan kepada menteri menjadi perhatian dan kajian bagi Bappenas sehingga perekonomian masyarakat dapat bangkit kembali,” timpalnya.

Saat itu Menteri bersama isteri yang juga anggota DPR RI memborong puluhan songket.

Hal senada itu, Kepala Baperlitbang Alfian Jamrah berharap dari kunjungan Menteri PPN/Kepala Bappenas ini ada tindak lanjutnya, seperti adanya bantuan alat-alat tenun dari Pemerintah Pusat seperti ATBM yang sudah dimodifikasi.

“Kita berharap kunjungan ini dapat menjadi ajang promosi di Kementerian dan DPR RI dan adanya bantuan dari kementerian, seperti ATBM yang sudah dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan hasil tenun dengan cepat,” ujarnya.

Mefi salah satu pengusaha tenun di Nagari Pandai Sikek mengatakan ATBM yang sudah dimodifikasi memang sangat dibutuhkan pengrajin, karena proses pengerjaan lebih mudah dan cepat. Biasaya, satu selendang itu dikerjakan membutuhkan waktu satu bulan dengan ATBM ini bisa delapan helai. (ydi)