Banjir Bandang Muaro Sungai Lolo, Doeloe Mr. Syafruddin Prawiranegara Pernah “Berdiam” di Sana

Rumah adat kediaman tempat Mr. Syafruddin ‘bersembunyi’. Itu adalah Rumah Kaum dari Suku Piliang, yang Penghulu datuknya bergelar Datuk Mangkudum. (hen)

LUBUK SIKAPING – Nagari ini keberadaannya memang di “atas awan”. Jauh dari seliweran sinyal handphone nan lalu-lalang, minor informasi. Daerahnya di antara bebukitan, lembah dan jurang. Oleh karenanya Nagari Muaro Sungai Lolo jarang dilalui oleh kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Pasca bencana di Nagari Muaro Sungai Lolo mulai bahondoh pondoh ‘dikunjungi’ orang, baik itu di tingkat Kecamatan Mapat Tunggul Selatan dan tentangganya bahkan kabupaten dan provinsi pun andil di dalamnya.

Itu semua karena adanya rasa kemanusiaan atas saudara yang tertimpa musibah akibat dari galodo yang menimpa masyarakat Nagari Muaro Sungai Lolo(15/2) lalu. Tepatnya di Jorong Muaro (Kampung Muaro dan Pintuai/Abam) dan Kampung Rotan Gotah, Jorong Rotan Gotah.

Hal itu disampaikan Pendamping Desa Pemberdayaan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Mulyadi Putra, kepada topsatu.com, Sabtu(7/3).

”Tahukah kita bahwa Mr. Syafruddin Prawiranegara juga pernah ‘berdiam diri’ di Rotan Gotah, Nagari Muaro Sungai Lolo, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan (sekarang-red), kurang lebih tiga bulan lamanya”sebut Mulyadi.

Mr. Syafruddin Prawiranegara tokoh yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada masa Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Tepatnya pada 8 November 2011 silam, di Istana Negara. Alasannya, beliau pernah menjabat Pimpinan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Terhitung dari 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949.