Bangun BTS Hingga Pelosok, Masyarakat Dharmasraya Terbebas dari Keterbelakangan Telekomunikasi

Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri salah kegiatan di Jakarta dalam rangka menjalin komunikasi untuk pembangunan di Dharmasraya. ( ist )

PULAU PUNJUNG – Berbagai prestasi telah diukir pemimpin muda melinial itu. Berbagai strategi dan terobosan dimainkan hingga ke tingkat pusat. Hal tersebut ia lakukan semata- mata untuk mewujudkan harapan dan impian masyarakat serta untuk kemajuan pembangunan bumi mekar Dharmasraya ke arah yang lebih baik lagi.

Bersama jajaran kabinetnya, dan dengan dukungan masyarakat, pemimpin muda itu terus melakukan sentuhan-sentuhan untuk menata pembangunan berkemajuan. Mulai dari pusat ibu kota kabupaten hingga menyasar kepada daerah pedalaman, terutama pembangunan infrastruktur teknologi dan komunikasi.

Pemimpinan muda yang akrab disapa Sutan Riska Tuanku Kerjaan ini benar-benar membuktikan dirinya pantas dipilih dan dicintai masyarakat. Dilantik menjadi bupati definitif Dharmasraya 2016 lalu menjadikan dirinya sosok pemimpin yang amanah. Pada Pilkada 2020 lalu, suami Ny.Dewi Sutan Riska ini kembali dipilih masyarakat untuk menakodai Dharmasraya untuk periode ke dua, 2021-2024.

Bukti kepiawaian Bupati Sutan Riska dalam menata pembangunan di Dharmasraya salah satunya adalah mewujudkan fasilitas masyarakat, yakni pemerataan pembangunan infrastruktur telekomunkasi atau Base Transceiver Station (BTS).

Bermula dari dirinya menakodai Dharmasraya, secara bertahap wilayah yang dulunya belum tersentuh jaringan teknologi komunikasi. Kini, sudah dinikmati masyarakat yang tersebar di 11 Kecamatan dan 52 Nagari dengan luas wilayah mencapai 2.961,13 km² dan dihuni penduduk lebih kurang 288.591 jiwa.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Dharmasraya, Reno Lazuardi mengatakan, kepiawaian Sutan Riska duet Wakil Bupati, Dasril Panin Dt Labuan dalam menata pembangunan makin dirasakan masyarakat. Terutama dalam bidang teknologi dan komunikasi.

“Kebutuhan jaringan telekomunikasi di 11 Kecamatan dan 52 Nagari yang ada diwilayah bumi mekar Dharmasraya sudah terpenuhi. Seluruh kecamatan dan nagari sudah menikmati perkembangan teknologi informasi dan memudahkan komunikasi antar masyarakat dan pemerintah dengan cepat dan mudah,” ungkap Reno Lazuardi kepada Topsatu.com, Minggu (13/6).

Lanjut Reno Lazuardi, di wilayah Kabupaten Dharmasraya Sudah ada 113 tower komunikasi atau Base Transceiver Station (BTS). BTS adalah infastruktur telekomunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dan jaringan operator. Di masing – masing kecamatan secara umum jumlah tower komunikasi ini sudah mencapai puluhan dan belasan unit.

“Kemajuan pembangunan teknologi dan komunikasi ini mempermudah masyarakat berhubungan dengan dunia lain, memperlancar bisnis yang berdampak pada pergerakan ekonomi. Tidak hanya itu, pembangunan teknologi dan komunikasi juga mempemudah komunikasi pemerintah kabupaten dengan pemerintah nagari dan kecamatan serta menambah pundi-pundi keuangan daerah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) jenis retribusi,” jelas Reno Lazuardi.

Terpisah Sekretaris Nagari Silago Kecamatan IX Koto, Afrizal.K dan walinagari Ranah Palabi, Kecamatan Timpeh, Salman Alfarizi mengaku sangat bersyukur karena masyarakat wilayah tersebut sudah menikmati jaringan telekomunikasi dan akses internet. Menurut mereka sebelum diwilayah mereka dibangun BTS masyarakt harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sekedar medapatkan jaringan telekomunikasi yang ada hanya di kecamatan.

“Dengan adanya jaringan telekomunikasi ini. Wilayah kami yang berjarak puluhan kilo meter dari pusat ibu kota kabupaten membuat komunikasi antar warga dan pemerintah lebih mudah. Dampak lain dari pembangunan BTS adalah membuka isolasi komunikasi masyarakat dengan dunia luar,” terangnya.

Kemudian lanjut Salman Alfarizi, pembangunan tower komunikasi merupakan berkah bagi masyarakat karena kini masyarakat bisa berhubungan dengan sanak saudara mereka yang jauh.

“Apalagi di masa- masa pendemi Covid-19 saat ini ada kebijakan pembatasan pulang kampung atau berkumpul dengan jumlah banyak. Nah, dengan teknologi komunikasi ini masyarakat masih bisa bersilaturahmi melalui handpone seluler (video call),” pungkasnya. (roni )