BAKTI Kemenkominfo Janji Bangun 53 BTS di Mentawai

Bupati Mentawai bersama Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI didampingi oleh Forkopimda Mentawai saat komunikasi via teleconference dengan Wakil Gubernur.

 

MENTAWAI-Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) janjikan akan membangun paling banyak 53 site Base Transceiver Station (BTS) di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Agustus 2019.

Kabupaten Kepulauan Mentawai yang masuk daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T), dapat dikatakan masih terisolir dengan masih minimnya sarana telekomunikasi. Memiliki 4 pulau utama yang terpisah-pisah, Kepulauan Mentawai sejauh ini hanya memiliki sarana telekomunikasi sebanyak 25 site BTS yang dibangun Kemenkominfo sejak beberapa tahun belakangan serta 7 site BTS bisnis, itu pun hanya dilayani oleh satu-satunya penyedia layanan (provider), Telkomsel.

Rencana penambahan 53 site itu diungkapkan oleh Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah BAKTI, Danny Januar Ismawan saat berkunjung ke Desa Matobe, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada Kamis (11/4).

Danny menyebutkan, rencana pembangunan BTS-BTS itu ke depan masih perlu tindak lanjut dengan melakukan koordinasi bersama pemerintahan setempat serta provider untuk menentukan koordinat pembangunan pada masing-masing BTS.

“Untuk saat ini memang baru 25 site BTS ya, jadi kami juga sedang koordinasi mengupdate data paling update di dinas kominfo khususnya. Setahu saya terakhir sih ada tambahan sekitar 53, itu yang akan coba kami bangun. Namun memang untuk pembangunan BTS ini, tidak serta merta langsung bisa dibangun, karna kami harus koordinasi dengan operator seluler. Jadi nanti akan ada satu tahapan lagi kita diskusi dengan operator seluler dan dari pemerintahan kabupaten, sehingga nanti akan diketahui dari 53 itu kira-kira yang layak dibangun berapa, jadi maksimum 53,” ungkap Danny kepada wartawan.

Pembangunan BTS yang bertujuan untuk membuka keterisolasian Mentawai itu, sangat berbeda dengan pembangunan BTS sebelumnya. Dimana BTS-BTS itu nantinya akan difasilitasi dengan jaringan teknologi generasi keempat (4G), tidak seperti yang telah dibangun pada tahun-tahun lalu yang hanya merupakan teknologi generasi kedua (2G).

“Kalau sudah dibangun BTS seluler yang sudah dibangun oleh operator, kita tidak berdekatan dengan operator eksisting, kenapa, karna itu akan saling mengganggu. Jadi sebisa mungkin tadi yang Pak Bupati sampaikan, bahwa tujuan utama membuka keterisolasian. Kita bukan lagi bicara blank spot. Kalau blank spot itu biasanya sudah ada sinyal-sinyal di sekeliling tapi masih lemah. Kita betul-betul mencari lokasi yang memang masih terisolasi, itu yang kita prioritaskan. Jadi yang layak itu tidak ada di sekitarnya BTS-BTS, itu sudah bisa dipastikan bahwa itu akan dibangun, 2020 itu batas maksimum kami. Usulan yang sudah masuk ke kami itu adalah 50, itu akan kami proses, jika ternyata setelah dilakukan koordinasi dengan operator, daerah tersebut layak untuk dilakukan, kami akan memulai kurang lebih di bulan Agustus. Jadi harapannya memang tahun ini segera direalisasikan. Untuk yang saat ini masih 2G, tapi untuk yang ke depan, mungkin yang di bulan Agustus nanti, kami upayakan sudah 4G,” tandasnya.

Sementara Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, mengungkapkan, hingga saat ini dari 43 desa dan 10 kecamatan, 75 persen desa telah terjangkau oleh jaringan, baik jaringan 2G, 3G, 4G maupun akses internet melalui Very Small Aperture Terminal (Vsat) internet yang terpasang pada fasilitas-fasilitas kesehatan dan sekolah-sekolah. (Ricky)