Anstusias Warga Sambut Bazar Murah Perindo

Hary Tanoesoedibjo saat membuka bazar murah Perindo. (ist)

JAKARTA – Partai Perindo menggelar bazar murah serentak di seluruh Indonesia hari ini, Jumat (12/4/2019) dengan total beras 400 ribu kilogram.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo membuka bazar beras murah di Jalan Gelatik 5, Manggarai, Jakarta Selatan. Hary didampingi sang istri yang juga Ketua Umum Kartini Perindo Liliana Tanaja Tanoesoedibjo yang juga Caleg DPR RI Dapil Jakarta II nomor urut 1 saat membuka Bazar Murah Perindo Serentak Nasional tersebut.

Pada acara tersebut, Hary berorasi di depan lautan massa yang telah berkumpul di lokasi bazar sejak pagi. Hary Tanoe mengungkapkan bazar murah ini sebagai bentuk kepedulian Partai Perindo kepada masyarakat.

“Ini serentak yang pertama secara nasional,” ujar Hary.

Bantuan ini pun disambut baik oleh warga. Salah satunya adalah Kokom Komariyah (38). Ia merasa bazar beras murah yang diadakan Partai Perindo membantu meringankan bebannya yang selama ini menjadi tulang punggung bagi keluarga.

Kokom bekerja di sebuah perusahaan konveksi dua kali seminggu dengan penghasilan sehari sebesar Rp50.000. Artinya, ia hanya bisa mengumpulkan uang Rp400.000 dalam sebulan.

Adapun, ang suami tidak memiliki pekerjaan tetap dan lebih banyak tinggal di rumah karena keterbatasan fisik.

“Suami saya cacat, kepalanya pernah tertembak di tahun 2000 saat ada tawuran. Satu tangannya cacat dan kakinya pincang, tidak bisa kerja. Paling hanya memperbaiki listrik, itu pun harus berdua sama kakaknya,” ujar Kokom.

Kokom melanjutkan, dengan kondisinya sekarang, bazar beras murah yang digelar oleh Partai Perindo sangat membantunya. Ia hanya perlu membayar Rp10.000 untuk 2,5 kilogram beras.

Dengan mata berkaca-kaca, Kokom menjelaskan dirinya telah berjuang sendiri untuk keluarga selama bertahun-tahun. Di momen pemilu ini, dirinya berharap hidupnya berubah menjadi lebih sejahtera. Salah satunya adalah dengan bisa berjualan dan mendapatkan gerobak dari Partai Perindo untuk berjualan.

“Saya ingin jualan seperti orang-orang lain, punya gerobak sendiri dan jualan sembako. Jadi saya bisa jualan keliling pakai gerobak, sementara suami saya biar jualan sembako di rumah,” kata Kokom. (dudung)