Padang  

Anshar Bonas Silfa Pimpim HIPPII Sumbar 

PADANG-Prilaku tak sehat memicu penularan infeksi pada banyak pihak. Mulai dari petugas kesehatan hingga masyarakat sebagai pasien. Untuk itu perlu wadah semacam organisasi dalam menangani permasalahan di atas.
Ketua Himpunan Perawat Pencegah dan Penggendalai Infeksi Indonesia (HIPPII) Sumbar, Ns. Anshar Bonas silfa . S kep. Mars mengatakan HIPPII merupakan wadah bagi perawat dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi.
“Melalui organisasi ini, kami harapkan tercipta layanan yang aman dan bermutu,” terang Anshar Bonas, usai dilantik sebagai Ketua HIPPII Sumbar periode 2018-2023 di salah satu hotel berbintang di Padang, Minggu (6/5).
Disebutkannya, kasus penularan infeksi sebenarnya ibarat gunung es tapi tidak terpublikasikan, karena lemahnya sistim pelaporan kasus kesehatan di Indonesia. Kondisi itu jauh berbeda dibanding negara lain, dimana pelaporannya terdata dengan rinci.
“Di luar negeri data terkait penularan infeksi pada petugas kesehatan maupun pasien terukur dan jelas. Karena mereka selalu melakukan survei dalam menemukan kasus,” terang Anshar
Kehadiran HIPPI Sumbar diharapkan mampu menyosialisasikan tentang cara pencegahan dan pengendalian infeksi, bagi bagi perawat maupun masyarakat sebagai pasien.
Ketua HIPPII Pusat, Wardanela Yunus, yang menjadi salah satu nara sumber dalam kegiatan tersebut mengatakan ada lima program yang bisa mencegah penularan dan pencegahan infeksi. Pertama waspada isolasi, pendidikan dan pelatihan, suverlens, penggunaan antibiotik yang rasional dan lainnya.
“Jadi kalau kita lihat terutama di Sumbar, program pengendalian infeksi ini sedang digalakkan sebagai upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, karena ini program nasional,” terangnya.
Menurutnya, jika merujuk pada aturan kesehatan, setiap RS harus menjalankan program PPII. Tidak hanya itu RS juga harus menyediakan anggaran untuk program PPII dan punya efisien purna waktu.
“Kehadiran para peserta seminar hari ini, sebagai perwakilan dari masing-masing masyarakat. Mereka nanti akan jadi pengawas dan motor penggerak utama PPII,” tegasnya.
Dijelaskannya, ada banyak faktor pendukung agar pengendalian infeksi bisa terlaksana dengan baik. Mulai dari desain bangunan dan yang paling penting dari banyak fakto adalah perilaku petugas kesehatan itu sendiri dalam mencegah penularan infeksi. Baik untuk diri maupuan untuk pasien dan masyarakat lainnya. (Yuke)