Ahli Waris Korban dan Rumah Rusak Akibat Galodo di Tanah Datar Terima Santunan Serta Bantuan

BATUSANGKAR – Ahli waris korban meninggal dunia dan rumah rusak akibat bencana galodo di Tanah Datar menerima santunan dan bantuan.

Bantuan untuk ahli waris diberikan melalui Kementerian Sosial masing-masing sebesar Rp15 juta.

Tidak itu saja, ada bantuan rumah rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta dan rusak ringan Rp15 juta melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Bantuan untuk ahli waris diberikan melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) masing-masing sebesar Rp15 juta. Kemudian masing-masing untuk bantuan rumah rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta dan rusak ringan Rp15 juta melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Bantuan diserahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama Mensos Tri Rismaharini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Bupati Eka Putra, Selasa (21/5) di lapangan Nagari Limo Kaum.

Saat itu, Menko PMK Muhadjir Effend menyampaikan permohonan maaf dari presiden RI yang tidak jadi berkunjung ke Tanah Datar.

“Beliau rencananya akan datang mengunjungi bapak ibuk semua, namun karena sesuatu hal tidak jadi. Kami tahu semua kecewa, namun semoga kehadiran kami mengurangi rasa kecewa bapak dan ibu, karena kami juga membawa bantuan dari presiden,” katanya.

Saay itu, Menko PMK menyatakan rumah-rumah di bantaran sungai untuk direlokasi ke tempa lebih aman.

“Diminta pada masyarakat di pinggir sungai yang menjadi jalur lahar dingin untuk mau direlokasi sehingga kejadian musibah yang merenggut jiwa tidak terjadi. Untuk pembangunan rumah semuanya di biayai pemerintah,” tandasnya.

Sementara, Mensos Tri Rismaharini menyampaikan hal sama. Ia minta agar masyarakat di jalur sungai untuk segera direlokasi.

“Melihat peta dari vulkanologi nampak jalur lahar dingin, agar nantinya ketika terjadi lahar dingin akibat hujan di hulu tidak menimbulkan korban, maka masyarakat yang berada di jalur itu harus di relokasi ke tempat yang lebih aman,” timpalnya.

Menurut Bupati Eka Putra, masyarakat di bantaran sungai banyak yang trauma dan bersedia untuk di relokasi.