PARIAMAN – Semula pemerintah pusat akan menurunkan status Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi bandara domestik, namun akhirnya batal. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Sumbar didukung pemerintah kota dan kabupaten minta kepada pemerintah pusat, BIM tetap menjadi bandara internasional.
Salah satu yang ikut andil mempertahankan status BIM menjadi Bandara Internasional adalah Walikota Pariaman Genius Umar. Ia menyurati Menteri BUMN RI, Erick Thohir supaya BIM tetap menjadi bandara internasional.
“Peran BIM sebagai bandara internasional di Sumatera Barat diperlukan mengingat pertumbuhan sektor pariwisata. Karena Kota Pariaman khususnya sedang getol- getolnya menjadikan sektor pariwara sebagai program unggulan. Melalui surat Nomor 556/130/Disparbud/II-2023, tertanggal 15 Februari 2023 ditujukan kepada Menteri BUMN RI untuk tetap BIM menjadi bandara internasional,” ucapnya, Jumat (24/3).
Genius menjelaskan historis keberadaan BIM. BIM telah menjadi bandara internasional sejak 2005. BIM pertama kali dibangun pada 2002. Dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005. Menjadi bandara internasional, menggantikan Bandar Udara Tabing.
“Kalau BIM ini diturunkan statusnya, akan merusak perekonomian Sumbar umumnya dan Kota Pariaman khususnya. Hal ini telah dibuktikan dengan tingginya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah kita, sehingga hal ini perlu kita pertahankan,” ungkapnya.
BIM vital dalam menggerakkan ekonomi Sumbar, yang bergantung pada pariwisata apalagi visi Kota Pariaman berbunyi “Pariaman Kota Wisata, Perdagangan, Jasa yang Religius.
“Alhamdulillah, status BIM tetap menjadi bandara internasional, tentu hal ini menjadi angin segar bagi kita semua, dan semoga ke depan, akan semakin banyak penerbangan Internasional yang datang atau berangkat dari BIM, sehingga wisatawan mancanegara akan semakin banyak yang datang, yang tentunya akan memberikan hal yang positif untuk kemajuan daerah,” harapnya. (agus)
