42 Karya Seni Ditampilkan di Tambo Art Padang Panjang 

PADANG PANJANG – Pameran Seni Rupa Tambo Art dengan tema Alua Jo Patuik resmi dibuka Walikota Padang Panjang, H. Fadly Amrank Selasa (29/11) di GOR Bancalaweh.

Sebanyak 42 karya seni, seperti lukisan, patung, seni grafis, instalasi, media baru, video art dan kriya seni ditampilkan pada event yang berlangsung hingga 8 Desember nanti.

Pameran ini berskala nasional lantaran melibatkan pelaku seni yang berasal dari Sumatera Barat, Jogyakarta, Bandung, Jakarta, komunitas yang terlibat dengan kegiatan Art Tour, serta dosen dan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.

Fadly mengapresiasi atas terselenggaranya pameran seni tersebut. Menurutnya, kehadiran Tambo Art memberi warna tersendiri pada penumbuhkembangan sumberdaya seni Minangkabau. Tambo Art telah membangun sejumlah galeri, menyelenggarakan berbagai pameran dan menjadi wadah berkumpul berdiskusi dan beraktualisasi para pelaku seni.

Dengan kegiatannya itu, Tambo Art sekarang menjadi salah satu komunitas berpengaruh dalam skema seni di Sumatera Barat. Sesuatu yang sangat membanggakan dan sangat bermanfaat untuk peningkatan kesenian di Sumatera Barat dan Indonesia.

Lebih lanjut, Pemko akan menyediakan pasar seni yang sedang dikerjakan saat ini. Akhir tahun ini diperkirakan sudah selesai. “Kita sudah menganggarkan. Akan ada spot untuk seniman-seniman, memperlihatkan dan menjual hasil karya seninya,” kata Fadly.

Sementara itu, Ketua Tambo Art Center Yon Indra, menyampaikan, event ini merupakan event pertama dengan skala cukup besar yang diselenggarakan Tambo Arts Center sejak awal pandemi merebak hingga sekarang ini.
Sedari pertama pandemi, sebutnya, Tambo Arts Center tetap aktif mengadakan pameran, namun dengan cakupan yang lebih kecil. Pameran dengan cakupan kecil diadakan di sekretariat Tambo Arts Center dengan ruang yang terbatas dan cakupan yang lebih kecil.

Adapun, event pameran seni rupa Alua jo Patuik, merupakan event yang diselenggarakan dalam rangka menyambut even Art Tambo #5 pada 2023.

Sementara itu, Pembina Tambo Art, Drs. H. Mas’oed Abidin mengatakan, yang dilakukan dan diperjuangkan Tambo Arts Center merupakan upaya yang cukup “gila”, cenderung melawan arus, dengan pergerakan yang militan, bergerak dengan upaya-upaya swadaya. Bertujuan untuk membangun iklim berkesenian yang kondusif di Sumatera Barat. Sehingga Sumatera Barat dapat sejajar dengan pusat-pusat kebudayaan lainnya seperti Jogjakarta dan Bali.

Dikatakannya, “Sasuai Alua jo Patuik”, bermakna segala susuatu hendaknya berjalan sesuai norma, aturan, rolenya. Kita dapat belajar dengan apa yang terjadi di alam ini. Semua yang ada di alam semesta ini berjalan dengan alurnya masing-masing dengan seimbang.
“Matahari terbit dari timur, tenggelam di barat. Planet-planet berjalan pada lintasannya masing-masing. Alam menyediakan manfaatnya yang dapat diambil oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya,” sebutnya.

Founder dan Co-Chairman Srisasanti Syndicate, E. St. Oyik Eddy Prakoso menjelaskan, senirupa Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar. Saat ini, Indonesia memiliki jumlah seniman terbanyak di Asia Tenggara.

Di seluruh dunia, jumlah seniman Indonesia hanya kalah banyak dengan China, India dan mungkin Amerika. Sejak era senirupa modern hingga era senirupa kontemporer saat ini, karya seni kreasi seniman-seniman Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar, tidak hanya di area pasar dalam negeri, namun juga pasar luar negeri.

“Saya tentunya berharap, agar Tambo Arts Center dan para stakeholder senirupa lainnya, baik yang berada di Padang Panjang maupun daerah-daerah lainnya di Sumatera Barat, termasuk di luar Sumatera, berkomitmen untuk terus bersinergi meningkatkan aktivitas senirupa Indonesia, ” tuturnya. (aci)