Ragam  

3 Juni, Ada Randai Siti Baheram di Ladang Nan Jombang

PADANG – Randai Siti Baheram, adalah kisah tentang kekayaan, harga diri, kasih sayang dan kejahatan. Randai ini memuat pesan moral yang aktual untuk zaman now.

Begitulah, menurut koreografer Ery Mefri, Kamis (31/5) seni tradisi Minang terus bergairah. Pada 3 Juni besok, Siti Baheram akan ditampilkan.

Menjaga ataupun melestarikan seni tradisi merupakan sebuah kewajiban tersendiri bagi masyarakat yang berbudaya. Banyak hal yang bisa dilakukan agar seni tradisi tidak hilang ditelan waktu atau habis dimakan zaman. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Nan Jombang Dance Company bersama Galombang Minangkabau dengan menyelenggarakan Festival Nan Jombang Tanggal 3 (FNJT3).

Festival seni tradisi yang telah memasuki tahun ke-6 penyelenggaraan dan mendapat dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation ini selalu memberikan ruang untuk pelaku serta penikmat seni tradisi setiap tanggal 3 setiap bulan.

Untuk itu, pada 3 juni 2018 besok, FNJT3 kembali hadir dengan pertunjukan randai dari Sanggar Mustika Minang II yang berasal dari daerah Pariaman.

Sanggar yang didirikan pada 2011 dan dipimpin oleh Eka Fitria, ini telah tampil di berbagai event di tingkat provinsi ataupun nasional. Beberapa diantaranya, tampil dalam event pameran kerajinan tangan Indonesia Handycraft Trade Fair (Inacraft) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 2016 dan juga menjadi juara ke dua dalam Festival Randai se Sumatera Barat pada 2017.

Sebelumnya grup ini juga telah tampil di FNJT3 pada Februari 2018 lalu. Namun kali ini mereka diundang kembali dengan membawakan cerita yang berbeda dan juga dengan ciri khas yang berbeda pula.

Bila pada penampilan yang lalu mereka menampilkan cerita randai dengan judul Anggun Nan Tongga, kali ini mereka akan membawakan cerita randai dengan judul Siti Baheram.

Randai yang bercerita tentang Siti Baheram yang kaya raya, pemurah serta memiliki keahlian dalam bela diri namun mati dibunuh orang yang tak dikenal ini, juga akan menyatukan gerak indang yang merupakan ciri khas Pariaman di dalam legarannya. Seperti yang diutarakan oleh Junaidi selaku sutradara. “Pada Angun Nan tongga kami menyatukan gerak ulu ambek dan dendang dampiang di dalam legaran, kali ini kami mencoba menyatukan gerak indang dalam beberapa legaran,” katanya.

Penampilan mereka yang lalu berhasil memukau serta mendapat tanggapan positif dari penonton yang hadir kala itu.

Silakan datang untuk membuktikannya dan ikut dalam kemeriahan FNJT3 pada 3 Juni nanti. Acara akan dimulai setelah Shalat Tarawih pukul 22.00 WIB di ladang tari Nan Jombang, Balai Baru, Padang. (aci)