23 Titik Tebing Terancam Runtuh

LIMAPULUH KOTA-Ruas jalan Sumbar Riau di Limapuluh Kota lagi-lagi dirundung bencana. Rabu (12/12) siang, jalan negara itu kembali putus dihantam longsor. Ratusan kendaraan terjebak macet hingga 2,5 jam.

Banyak elemen mendorong, agar dilakukan penanganan komprehensif atas musibah yang berulang-ulang terjadi. Apalagi, selama ini upaya yang dilakukan pihak terkait setiap bencana, baru sebatas pembersihan material. Belum menyentuh hulunya.

Padahal, hasil pemetaan Dinas Pekerjaan Umum Limapuluh Kota sejak 2017-2018, ada 23 titik tebing jalan yang paling berpotensi runtuh jika tidak segera dipasangi retaining wall, alias dinding penahan tanah.

“Tahun ini saja, kasus longsor di Jalan Sumbar Riau sudah 25-an kali terjadi,” kata Kapolres 50 Kota AKBP Haris Hadis, kepada Singgalang saat memimpin operasi pembersihan material longsor Rabu (12/12) kemarin, di KM 115 Lubuak Bangku, Harau, Limapuluh Kota.

Kapolres menyebut, pihaknya sempat beberapa kali berkirim surat ke Balai Jalan Nasional Kementrian PU melalui Dinas PU Limapuluh Kota. “Korlantas Polri, bertanggungjawab penuh dalam road safety. Program ini, ada 7 agenda prioritas. Salah satunya, soal bencana di jalan. Bahaya kalau sudah kejadian,” jelas mantan Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur itu.

Kapolres sepakat, longsor di Jalan Sumbar-Riau saat ini sudah masuk kategori darurat. “Kami pikir, semua elemen mesti menyatu padu. Apalagi ini jalan negara, yang banyak dilewati masyarakat kita dan jadi gerbang ekonomi dua Provinsi,” jelas Haris Hadis.

Tidak cukup dengan longsor seperti yang terjadi kemarin, ruas jalan negara penghubung Timur Limapuluh Kota dengan Pekanbaru itu, juga tiap sebentar saja terban di kawasan Harau dan Pangkalan.
Belum lagi banjir dan pohon tumbang.

“Kami khawatir, besok besok akan ada lagi longsor susulan,” kata Haris. Kekhawatiran Haris, tentu sangat berdasar. Sebab, pekan ini saja contohnya. Sudah terjadi sedikitnya empat kali longsor. “Bahaya kalau tidak diatasi,” tegas Kapolres berkali kali.

Namun kata Kapolres, Kepolisian tentu punya keterbatasan dalam menyikapi kondisi ini. “Misi kami, mengamankan agenda pemerintah, dan menyukseskan Promoter Kapolri sesuai semangat nawacita Presiden RI,” demikian Kapolres.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Limapuluh Kota, Yunire Yunirman, membenarkan, jika kondisi tebing jalan Sumbar Riau dari kawasan Harau sampai Pangkalan Koto Baru, banyak yang labil.

“Kami mendata, ada 23 titik rawan longsor. Ini harus sudah ditangani. Kalau Pemkab, tidak punya wewenang anggaran di wilayah yang administrasinya masuk ke Limapuluh Kota ini. Kita sudah sering lapor juga ke Balai (perwakilan Kementrian PU),” jelas Yunire.

Kadis PU menyebut, persoalan longsor di jalur Sumbar Riau adalah masalah menahun. “Disebabkan banyak faktor. Dari kultur tanah, hingga minimnya penahanan dari pepohonan. Jadi komplit. Apapub kondisinya, kita akan terus mendorong agar nanti, titik titik rawan bisa dipasangi retaining wall,” tutur Yunire Yunirman.