Pengamat Politik Universitas Andalas (Unand) Aidinil Zetra mengatakan sebenarnya peluang para incumbent memenangkan Pilkada lebih besar.
Karena mempunyai peluang lebih lama dengan persiapan yang lebih panjang. Apalagi, logistik yang lebih siap dan dukungan dari berbagai jejaring.
“Dengan jabatannya sebelumnya, dalam 5 tahun atau beberapa tahun sebelum Pilkada mereka (incumbent) harusnya dapat memamfaatkan kekuatannya, apalagi dukungan dari pemerintah daerah sendiri, dalam bersosialisasi dan sebagainya,” sebutnya saat dihubungi, Kamis (28/11).
Namun ada anomali, banyak incumbent yang tumbang. Hal ini, jelas Aidinil Zetra biasanya itu karena lawan politik yang muncul itu terlalu kuat dari semua aspek.
“Penantangnya bisa menang, karena logistiknya dia lebih kuat, lebih agresif dan punya program-program yang lebih baik. Kemudian popularitasnya juga lebih baik mungkin, mungkin pernah menjabat sebagai kepala sebelumnya, atau mungkin dia sudah dikenal luas oleh masyarakat, mungkin karena pernah jadi anggota dewan dan juga kiprahnya lainnya lebih,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, hal ini juga bisa disebabkan kemampuan penantangnya bersosialisasi, popularitas yang dipunyai serta kehadirannya bisa diterima lebih baik dibandingkan incumbent.
“Penyebab kedua, incumbent tidak berhasil dalam mempublikasikan prestasi-prestasi yang dimiliki, menyampaikan kepada masyarakat apa yang sudah dikerjakan sebelumnya. Sehingga publik menganggap dia gagal dalam menjalankan pemerintahan, tapi saya tidak mengatakan semuanya gagal,” terangnya.
Ia menambahkan, tapi kemampuannya menjelaskan kepada publik bahwa dia sudah menjalankan pemerintahan secara efektif k dalam 5 tahun maupun pada saat kampanye itu gagal mempublikasikan.
“Ini yang dimainkan secara efektif penantang kepada pemilih punya opsi bahwa incumbent itu gagal atau menjadi hal yang biasa saja atau bahkan prestasinya dipersepsikan oleh publik tidak baik,” bebernya.
Ia menyampaikan, selain itu juga kemampuan para penantang itu membangun negatif campaint
yang merugikan kepada incumbent.
“Ini juga faktor penentu keberhasilan yang dilakukan oleh para penantang dalam merebut dukungan publik, bahwa ada janji janji yang sudah diutarakan diucapkan pada kampanye tahun 5 tahun yang lalu itu tidak dilaksanaka. Itu juga menjadi faktor menyebabkan kegagalan banyak incumbent berhasil memenangkan Pilkada tersebut,” pungkasnya.(104)